TEMPO.CO, Banjarmasin - Pergantian mendadak sembilan personel polisi yang bertugas di Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Kalimantan Selatan, membuat Komisaris Besar Arnowo kalang kabut.
Kepala BNN Kalsel itu berjanji bakal menemui Kepala Kepolisian Daerah Kalsel Brigadir Jenderal Agung Budi Maryoto, untuk membicarakan ulang penarikan ini, karena berpotensi mengganggu kinerja BNNP.
Arnowo mengakui pergantian personel di BNN provinsi memang wajar sesuai aturan yang berlaku. Namun, dia berharap Polda Kalsel menugaskan kembali sembilan personelnya itu di BNNP Kalsel. “Ditarik mendadak, Jumat kemarin (18 Maret) suratnya diterima kami. Saya akan bicarakan ulang, kalau bisa ditugaskan kembali ke BNN,” kata Arnowo seraya terkejut ketika dikonfirmasi Tempo, Senin, 21 Maret 2016.
Pihaknya akan melayangkan surat resmi kepada Agung untuk membahas kebutuhan personel. Polda Kalsel menugaskan 12 personel polisi di BNNP Kalsel demi mendukung pemberantasan peredaran narkoba di provinsi tersebut. Lantaran sembilan polisi ditarik tanpa ada penggantinya. Walhasil, BNN Kalsel saat ini cuma diperkuat tiga orang polisi.
Menurut Arnowo, sembilan polisi yang ditarik bertugas sebagai penyidik yang menopang kinerja BNNP Kalsel. Ihwal kinerjanya, dia mengakui mereka rata-rata berkinerja moncer selama bertugas. Itu sebabnya, Arnowo berharap Polda Kalsel menugaskan kembali mereka di BNNP Kalsel. “Ada yang menonjol, ada yang biasa. Kalau tidak bisa ditarik lagi (ke BNNP), saya harap penggantinya sepadan,” katanya.
Agung mengatakan rotasi penugasan polisi antarinstansi merupakan hal wajar. Dia mengakui tidak langsung menunjuk pengganti sembilan orang polisi tersebut di BNN. Alasannya, Agung masih berkoordinasi dengan Direktorat Reserse Narkoba Polda Kalsel untuk mengisi kebutuhan personel polisi di BNNP Kalsel. “Nanti kami bicarakan lagi. Kalau pergantianantar institusi, tidak harus langsung ada penggantinya,” kata Agung.
DIANANTA P. SUMEDI