TEMPO.CO, PALU - Semua jenazah korban kecelakaan helikopter milik TNI Angkatan Darat di Poso yang sudah ditemukan telah dievakuasi ke Kota Palu, Minggu malam, 20 Maret 2016. Jenazah-jenazah itu diangkut oleh ambulans di bawah kawalan TNI dan Polri setelah disemayamkan di Rumah Sakit Poso.
Camat Poso Pesisir Muhlis Saing Dulla menuturkan iring-iringan kendaraan melintas di Mapane sekitar pukul 23.50 WITA. Ada 13 ambulans serta sejumlah kendaraan patroli polisi dan TNI. "Kelihatannya iring-iringan kendaraan lambat. Kemungkinan kalau begini lajunya, kira-kira lima sampai enam jam baru sampai di Palu," kata Muhlis.
BACA: TNI Sebut Heli yang Jatuh di Poso Masih Baru
Lokasi kejadian yang terletak di dekat Bandar Udara Kasiguncu, Poso Pesisir, masih dijaga tentara dan polisi. Menurut Muhlis, warga sudah meninggalkan lokasi, tapi sebagian warga luar daerah datang melihat lokasi jatuhnya helikopter milik TNI AD itu. "Mereka bukan warga di sini. Mungkin dari jauh yang baru dapat kabar jatuhnya heli," ujar Muhlis.
Helikopter itu jatuh di saluran air yang hanya berair saat hujan. Ketiadaan sumber air ini pula yang membuat masyarakat serta aparat TNI dan Polri kesulitan memadamkan api. Selain itu, warga takut dengan amunisi yang ikut meledak. "Ada ledakan kecil. Kalau meledak lagi, masyarakat bersembunyi lagi di balik pohon karena takut kena amunisi," kata Muhlis.
Keterangan yang dihimpun Antara Palu menyebutkan helikopter jenis Helly Bell 412 EP Nomor HA-5171 itu sedang dalam penerbangan dari Desa Watutu, Kecamatan Lore Tengah, Poso menuju Bandara Kasiguncu, Poso dalam rangka tugas rutin Operasi Tinombala. Pesawat itu membawa 13 personel di antaranya Danrem 132/Tadulako Kolonel Infanteri Saiful Anwar.
ANTARA
RIDWAN KAMIL GAMPAR SOPIR ANGKOT?
Mengaku Digampar Ridwan Kamil, Ini Ancaman Taufik Hidayat
Dituduh Gampar Taufik Hidayat, Ridwan Kamil Siap Dipolisikan