TEMPO.CO, Jakarta - Pemilik akun media sosial Path Ndorokakung, Wicaksono, sedang mengupayakan permohonan maaf kepada keluarga Wiji Thukul. Permohonan maaf tersebut disampaikan atas pernyataannya di Path tentang Wiji Thukul. "Saya sudah hubungi Wahyu (adik Wiji Thukul), tapi belum direspons," kata Wicaksono ketika dihubungi Tempo, Jumat, 18 Maret 2016.
Dalam akun Path-nya, Wicaksono mengutip seorang temannya yang menonton acara televisi Timor Leste bahwa Wiji Widodo—nama asli Wiji Thukul—terlibat gerakan pendukung kemerdekaan Timor Leste. Wicaksono juga menulis bahwa Wiji ikut merakit bom untuk Timor Leste dan tewas di perbatasan negara tersebut dengan Indonesia.
Wicaksono membantah telah menyebarkan berita liar ke masyarakat, seperti yang ramai beredar di media massa. Dia mengklaim media massa hanya mengutip sebagian pernyataannya di Path. Dia mengklaim ada sejumlah kata yang luput dikutip. "Saya tuliskan bahwa informasi ini butuh konfirmasi, tapi sayangnya itu tidak ikut dikutip," ucapnya.
Wicaksono juga ingin meminta maaf kepada Presiden Timor Leste pertama, Xanana Gusmao. Sayangnya, dia mengaku belum punya nomor kontak Xanana. "Saya belum punya nomor kontaknya," ujarnya.
Sebelumnya, Wiji Thukul mendapatkan penghargaan dari Xanana Gusmao. Penghargaan tersebut diterima anak Wiji, Fitri Nganti Wani, di Dili, 16 Maret 2016. Selain Wiji, Budiman Sudjatmiko, Dita Indah Sari, Bimo Petrus, dan Wilson mendapatkan penghargaan dari Xanana. Mereka dinilai ikut berkontribusi dalam perjuangan pada masa Orde Baru dan ketika Timor Leste menentukan nasibnya sendiri.
Associacao Dos Combatentes Da Brigida Negra, lembaga pemberi penghargaan kepada Wiji Thukul, membantah pernyataan Wicaksono di Path. Dalam siaran persnya, lembaga tersebut mengklaim Xanana tak pernah mengatakan Wiji ikut membantu Timor Timur dengan membuat bom. Walhasil, lembaga tersebut berharap Wicaksono meminta maaf kepada Xanana dan keluarga Wiji.
INDRA WIJAYA