TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo berencana akan melanjutkan Proyek Pusat Pelatihan Pendidikan dan Sekolah Olahraga Nasional (P3SON) Hambalang di Sentul, Bogor, Jawa Barat, yang terhenti akibat megaskandal korupsi. Jokowi mengaku akan segera memutuskan penggunaan lahan tersebut setelah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melakukan pemeriksaan.
“Apakah masih seperti lama untuk sekolah olahraga, atau mungkin diubah, bisa saja. Diubah menjadi Wisma Atlet misalnya, atau diubah menjadi untuk pelatnas atau diubah menjadi rusunawa," kata Jokowi, Jumat, 18 Maret 2016.
Proyek Hambalang digagas Ditjen Olahraga Depdiknas pada 2004. Bupati Bogor kemudian mengeluarkan izin bernomor 591/244/Kpts/Huk/2004 tentang lokasi pembangunan gedung pendidikan dan latihan olahraga pelajar nasional di Desa Hambalang seluas 32 hektar. BACA: Empat Tahun Mangkrak, Hambalang Dikunjungi Jokowi
Pada 2007, Kementerian Pemuda dan Olahraga mengajukan pendaftaran ulang ke Pemerintah Daerah dan mengubah nama proyek menjadi Pusat Pembinaan dan Pengembangan Prestasi Olahraga Nasional. Saat itu, Menpora dijabat oleh Adhyaksa Dault.
Selang dua tahun, Andi Mallarangeng yang menggantikan Adhyaksa Dault, melanjutkan proyek tersebut dan dibahas dalam rapat dengan Komisi X DPR pada 20 Januari 2010. Anggota Komisi X DPR saat itu, Zulfadhli, mengatakan Andi ingin meningkatkan proyek sekolah olahraga Hambalang menjadi sport centre.
"Memang Menpora sebutkan ini melanjutkan program sebelumnya tapi dikembangkan. Waktu itu sudah disebutkan total proyeknya Rp 1,2 triliun dan sudah ada anggaran di 2010 sebesar Rp 200 miliar," kata Zulfadhli saat itu.
Proyek itupun akhirnya bermasalah karena kasus korupsi. Proyek ini menyeret anggota DPR periode 2009-2014 Angeline Sondakh dan Nazaruddin, politikus Partai Demokrat Anas Urbaningrum dan Menpora Andi Mallarangeng. Mereka kini menjalani hukuman.
Proyek Hambalang
Nama Proyek : Pusat Pendidikan, Pelatihan, dan Sekolah Olahraga Nasional
Lokasi: Sentul, Bogor
Tujuan: Menggantikan pusat pendidikan dan pelatihan olahraga Ragunan
Luas Proyek: Lahan 32 hektare, bangunan sekitar 12 hektar.
Pelaksana proyek: PT Adhi Karya menangani 70% dan PT Wijaya Karya 30%
Nilai proyek: Rp 1,2 triliun
Waktu pembahasan: 2010
Target selesai: 2012
Kerugian: Rp 463,66 miliar (Badan Pemeriksa Keuangan)
Uang sudah diterima Adhi-Wika: Rp 471,71 miliar
Uang yang sudah dikeluarkan Adhi-Wika ke pihak tertentu: Rp 34,54 miliar
EVAN PDAT | DIOLAH TEMPO