TEMPO.CO, Semarang - Empat rumah sakit swasta di Kota Semarang, sering dikeluhkan masyarakat mengenai pelayanan pengguna Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Temuan itu berdasarkan tingginya komplain yang disampaikan masyarakat kepada penyelanggara BPJS Kota Semarang. “Makanya pekan depan kami akan panggil empat rumah sakit itu,” kata Ketua Komisi Kesejahteraan Sosial, DPRD Kota Semarang, Anang Budi Utomo, Kamis (17/3).
Menurut dia, ke empat rumah sakit swasta itu adalah rumah sakit Tlogorejo, Elizabeth, Roemani, dan Pantiwiloso. Upaya memanggil itu, untuk mencari kejelasan pelayanan dan upaya pembenahan agar pelayanannya lebih baik. “Sekalian kami temukan dengan BPJS, biar menemukan titik temu apa persoalanya,” kata Anang.
Anang menyebut, temuan tingginya komplain pelayanan kesehatan yang dijamin lewat BPJS itu berdasarkan aduan publik kepada kantor layanan BPJS dan dinas kesehatan. Selain minta penjelasan, dewan juga akan mengukur kesiapan pemerintah Kota Semarang menjaminkan sejumlah warga miskin yang hendak dijaminkan lewat BPJS kelas tiga.
Tahun ini, Kota Semarang harus masukan anggaran bagi warga miskin penerima bantuan iuran untuk 103 ribu orang. Mereka mendapat layanan BJS kelas tiga, dengan biaya iuran mencapai Rp 25 miliar. “Jumlah itu lebih kecil dibanding saat Jamkesda sebelumnya, mencapai Rp 35 miliar,” katanya.
Kepala Pemasaran BPJS Kota Semarang, Sutarso, menyatakan biaya pengguna layanan BPJS di Kota Semarang tergolong tinggi. Catatanya, menunjukan pada 2014, premi masuk Rp 350 miliar. “ Namun klaim biaya kesehatan mencapai Rp 485 miliar per bulan,” kata Sutarso.
Paling tinggi, kata dia, klaim Puskesmas Pandaranan, hampir Rp 1,5 miliar, per bulan. Kondisi itu menunjukan, premi dan biaya layanan BPJS kesehatan di Kota Semarang belum seimbang dan cenderung minus. EDI FAISOL