TEMPO.CO, Jakarta - Ibrahim Issa, salah satu tokoh eksil Indonesia meninggal dunia di usia 85 tahun pada Rabu, 16 Maret 2016, sekitar pukul 15.30 waktu Amsterdam. Ia meninggal di rumahnya, di Amsterdam Zuid Oost.
Konsul Bidang Penerangan, Sosial, Budaya KBRI Den Haag, Azis Nurwahyudi, membenarkan kabar tersebut. "Benar Pak Ibrahim Issa wafat kemarin sore," katanya kepada Tempo saat dihubungi dari Jakarta, Kamis, 17 Maret 2016.
Namun Azis belum bisa memastikan penyebab mantan diplomat Indonesia era Sukarno itu wafat. "Belum tahu persisnya karena apa. Untuk detail pemakaman dan info lainnya sedang kami tanyakan kepada Perhimpunan Persaudaraan Indonesia," ujarnya.
Ibrahim Issa lahir di Batavia, 20 Agustus 1930. Ibrahim Issa dikenal sebagai politikus dan diplomat pada pemerintahan Sukarno. Ia pernah mewakili Indonesia pada pertemuan Gerakan Asia-Afrika di Kairo, Mesir, hingga Havana, Kuba.
Pascatragedi 30 September 1965, Ibrahim Issa, yang tengah menjadi pemimpin delegasi Indonesia pada konferensi internasional untuk rakyat bangsa-bangsa Amerika Latin, tidak bisa pulang ke Tanah Air. Paspornya dicabut saat peralihan rezim Orde Lama ke Orde Baru karena dianggap sebagai bagian dari kelompok Sukarnois ketika itu.
Ia sempat berkelana di mancanegara bersama eksil lainnya. Terakhir, ia menetap di Amsterdam, Belanda.
INGE KLARA SAFITRI