TEMPO.CO, Jakarta - Bupati Kabupaten Puncak, Papua, Willem Wandik, menyebutkan ada dua kelompok sipil bersenjata yang telah lama beroperasi di wilayah Kabupaten Puncak, Papua. Terakhir, pada Selasa kemarin, dua kelompok ini kembali menyerang pegawai perusahaan kontraktor pembangun Jalan Trans Papua, PT Modern.
“Ini yang melakukan adalah Kalenat Telenggen dan Lekagak. Mereka itu yang menyerang PT Modern yang selama ini membangun Jalan Trans Papua. Itu jalan Papua dari Kabupaten Puncak Jaya,” kata Willem Wandik saat dihubungi, Rabu, 16 Maret 2016.
Willem menuturkan kelompok Lekagak berdiri pada 2006, sementara Kalenat Telenggen baru terdengar namanya sebagai kelompok sipil bersenjata sekitar 2014. Keduanya merupakan dua kelompok penguasa Kabupaten Puncak yang saling berhubungan dan tanpa alasan yang jelas melakukan penyerangan terhadap masyarakat sekitar.
Baca juga: 4 Pekerja Tewas Ditembak di Papua, Ini Tuntutan Keluarga
“Mereka terus muncul sampai kami di Puncak, Puncak Jaya, Papua, mereka terus menyerang. Di Memberamo Tengah juga sering terjadi karena kelompok ini sering jalan terus. Mereka, kan, dapat senjata jadi mereka membentuk kelompok sendiri, ada jenderal, ya begitu, hidupnya bikin kacau,” ujar Willem.
Kemarin, kata Willem, empat orang tewas akibat penembakan yang terjadi pada pukul 13.45 WIT. Dari empat korban tersebut, salah satunya merupakan pemimpin proyek dan pekerja dari perusahaan yang sedang membangun jalan di Kabupaten Puncak dari Distik Ilaga-Mulia, Kabupaten Puncak Jaya, serta warga sipil. Sedangkan lokasi penyerangan terjadi di Desa Agenggen, Sinak.
Willem mengatakan pihak kepolisian dan TNI di Papua sedang diterjunkan untuk mengejar pelaku. Namun ia belum dapat mengetahui motif pasti di balik penyerangan kelompok sipil bersenjata itu. “Nanti kami dalami dulu. Soalnya, mereka ini tak pandang siapa-siapa. Kalau dia ingin bunuh, ya, bunuh saja. Enggak ada toleransi. Bisa dikatakan teroris juga itu,” tuturnya.
DESTRIANITA K.