TEMPO.CO, Palangkaraya - Masyarakat di Desa Tumbang Nusa, Kecamatan Jabiren Raya, Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah, mulai mengantisipasi musim kemarau. Mereka membuat sumur bor di 400 titik rawan kebakaran. Desa Tumbang Nusa merupakan daerah lahan gambut yang sering terbakar saat kemarau.
Ketika terjadi kebakaran hebat pada 2015, Presiden Joko Widodo meninjau daerah ini untuk memantau pembuatan sekat kanal oleh pasukan TNI. "Kami membuat sumur bor ini secara swadaya. Untuk sementara baru 89 sumur. Sisanya menunggu donatur," kata Januminro Bunsal, penggerak masyarakat Desa Tumbang Nusa, Rabu, 16 Maret 2016.
Pegawai negeri di Pemerintah Kota Palangkaraya ini dikenal sebagai seorang perintis Restorasi Hutan Rawa Gambut yang diberi nama Jumpun Pambelom (hutan sebagai sumber kehidupan). Menurut Januminro, untuk satu titik sumur bor sedalam 20 meter diperlukan 6 batang pipa paralon dengan biaya Rp 1,5 juta.
Januminro menyebutkan, bila terjadi kebakaran, nantinya penduduk tinggal memasukkan selang air kemudian menyedot air memakai mesin pompa portable. "Sumur bor bisa untuk pemadaman kebakaran hutan," kata penerima penghargaan Kahati Awards dan Kalpataru tersebut.
Syahrin Daulay, Asisten II Provinsi Kalimantan tengah, mengatakan, berdasarkan pemetaan, saat ini ada sekitar 134 desa yang hutannya rawan terbakar. "Tidak menutup kemungkinan ada beberapa daerah lain yang juga rawan kebakaran," ujarnya.
KARANA WW