TEMPO.CO, Bandung - Wali Kota Bandung Ridwan Kamil menolak jika Kota Bandung disebut menjadi penyebab banjir besar yang melanda kawasan Kabupaten Bandung, terutama di daerah Dayeuhkolot, Baleendah, dan Bojongsoang. "Semua berlintas-lintas, ada atau enggak ada Kota Bandung," kata Ridwan Kamil, Selasa, 15 Maret 2016.
Sebenarnya, kata Ridwan, sejak zaman dahulu, sebelum Kota Bandung menjadi besar seperti sekarang ini, daerah Dayeuhkolot yang lokasi geografisnya berada di dekat Sungai Citarum sudah menjadi langganan banjir. "Silakan cek Google, sejarah Dayeuhkolot zaman dulu sebelum Bandung ada sudah banjir," ujarnya.
Yang perlu dipertanyakan, menurut Ridwan, mengapa orang-orang dulu malah memilih untuk tinggal di daerah banjir. "Artinya peradaban manusialah yang dari awal kenapa memilih tinggal daerah banjir, itu yang harus dipertanyakan dan dicari solusinya. Jangan dikatakan banjir ini gara-gara Kota Bandung."
Ridwan Kamil berharap para pemangku daerah di daerah Bandung Raya, seperti Kabupaten Bandung, Kota Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kota Cimahi, dan tentunya Pemerintah Provinsi Jawa Barat, bisa duduk bersama untuk mengentaskan masalah banjir yang selalu terulang setiap tahun.
"Sejarahnya dari dulu banjir kenapa memilih di situ. Ya sudah, sudah lewat, sekarang ayo cari solusi. Kalau cari kambing hitam paling gampang. Saya bisa debat secara ilmiah," tutur Ridwan Kamil.
Agar tetap bisa ditinggali, kondisi permukiman di Dayeuhkolot dan sekitarnya yang berlokasi di bantaran Sungai Citarum harus disiasati. "Seperti Venesia, itu daerah air pasang-surut maka waktu ada peradaban, orang Italia pindah ke Venesia. Apa yang dilakukan? Mereka tidak bangun permanen, mereka bikin rumah panggung. Makanya aman sampai sekarang. Itu maksud saya," ujar Ridwan.
PUTRA PRIMA PERDANA