TEMPO.CO, Samarinda - Dua jenderal di Kalimantan Timur bersama-sama memantau titik panas di Kabupaten Kutai Timur menggunakan pesawat jenis Sky Track, Selasa, 15 Maret 2016. Kepala Polda Kalimantan Timur dan Panglima Kodam VI/Mulawarman bersama-sama menyaksikan langsung titik panas yang terjadi di daerah itu.
Kepala Divisi Humas Polda Kalimantan Timur Komisaris Besar Fajar Setiawan mengatakan kunjungan Kepala Polda Inspektur Jenderal Safaruddin adalah untuk melihat langsung kondisi di lapangan. Tak hanya itu, menurut dia, Safaruddin juga akan bertemu berbagai pihak, termasuk perusahaan sektor kehutanan di Kutai Timur sebagai langkah antisipasi kebakaran hutan dan lahan.
"Kapolda bersama Panglima Kodam berkunjung ke Kutai Timur. Ini patroli rutin sekaligus menindaklanjuti perintah Presiden RI menyangkut penanganan kebakaran hutan dan lahan," kata Fajar, Selasa, 15 Maret 2016.
Kutai Timur tercatat sebagai kabupaten yang menyumbang kebakaran terbesar dibandingkan kabupaten dan kota lain di Kalimantan Timur. Polisi dan TNI memantapkan kembali penanganan kebakaran dengan melibatkan perusahaan yang beroperasi. Setidaknya, perusahaan diwajibkan membentuk unit pemadaman dan fasilitas lain di lapangan, seperti embung untuk menampung air.
Ada sejumlah itik api terpantau di Kutai Timur pada Minggu berdasarkan laporan yang dihimpun Komando Resort Militer (Korem) 091/Aji Suryanata Kesuma Kalimantan Timur, dan terdapat 26 titik api yang dipadamkan di lapangan.
Sementara itu, keesokannya, Senin, 14 Maret 2016, selain di Kutai Timur, TNI memadamkan kebakaran hutan dan lahan yang melibatkan Kodim 0908 Bontang melalui Koramil 0908-02 Muara badak. Luas lahan yang dipadamkan mencapai 4 hektare.
"Kami bersama unsur lain, Polri, BPBD, dan Kehutanan di daerah selalu beriringan bekerja memadamkan setiap titik panas yang terdeteksi di lapangan. Kalau di dalam kawasan, kami tentu akan melibatkan perusahaan dengan menggunakan perangkat mereka," kata Kepala Penerangan Korem 091/ASN Kalimantan Timur Mayor Ahmad Sobirin, Selasa, 15 Maret 2016.
Menurut dia, TNI Angkatan Darat di lapangan sudah melakukan berbagai aksi. Terhitung sejak dua bulan terakhir, titik panas tak pernah berhenti terjadi di wilayah Kalimantan Timur. "Sudah hampir dua bulan ini tak pernah absen titik apinya," kata Ahmad.
Data dari Korem yang dihimpun dari masing-masing Kodim mencatat ada 25 titik api di Kabupaten Kutai Timur saja. Satu titik api sehari pada keesokan harinya terjadi di Muara Badak.
Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalimantan Timur mencatat jumlah titik api yang berbeda sejak 12-14 Maret 2016. BPBD Kalimantan Timur mencatat lebih besar, dari Satelit NOAA di Kabupaten Kutai Timur terdapat 8 titik api, kabupaten Kutai Kartanegara 3 titik api, dan Kabupaten Berau 1 titik api.
Sedangkan berdasarkan pantauan dari Satelit Modis di Kabupaten Kutai Timur terdapat 39 titik api, Kabupaten Kutai Kartanegara 14 titik panas dan Kabupaten Berau 1 titik panas.
Kantor Stasiun Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kota Samarinda juga mencatat jumlah titik api yang berbeda. Titik panas pada 12 Maret tercatat lebih dari 60 titik api, sehari berikutnya ada sebanyak 38 titik panas, dan 14 Maret ada 22 titik, yaitu yang terjadi di Kabupaten Kutai Timur 16 titik, Kabupaten Berau 3 titik, dan Kutai Kartanegara 3 titik. Dan terakhir, Selasa, 15 Maret 2016, BMKG Samarinda melaporkan titik api terpantau hanya satu.
Kepala Stasiun BMKG Samarinda Sutrisno mengatakan sejak Desember hingga Maret saat ini sebenarnya wilayah Kalimantan Timur sudah memasuki musim penghujan. Hanya saja, kata Sutrisno, di Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara terjadi anomali curah hujan yang disebabkan kondisi El Nino. "Tapi sekarang sudah berkurang, levelnya dari kuat menuju sedang," katanya.
FIRMAN HIDAYAT