TEMPO.CO, Jakarta - Juru bicara Badan Narkotika Nasional (BNN), Slamet Pribadi, mengatakan Bupati Ogan Ilir Ahmad Wazir Nofiadi, yang diduga menggunakan narkoba, sudah dalam kondisi siap diperiksa petugas. Nofiadi ditangkap BNN di rumah pribadinya pada Ahad malam, kemudian diboyong ke Jakarta Senin esoknya, 14 Maret 2016.
“Hari ini dia sehat, sudah siap diperiksa,” kata Slamet saat dihubungi Tempo, Selasa, 15 Maret 2016.
Menurut Slamet, hasil tes darah dan rambut Nofiadi yang dilakukan sesaat setelah dia tiba di gedung BNN, Cawang, Jakarta Timur, kemarin akan segera selesai. “Untuk darah dan rambut, segera dilakukan pemeriksaan juga,” katanya. Kepala BNN Komisaris Jenderal Budi Waseso sempat mengatakan hasil tes di Balai Laboratorium Narkoba BNN itu akan selesai dalam 3 hari, sejak kemarin.
Slamet belum bicara banyak saat ditanya Tempo soal kemungkinan arah pemeriksaan Nofiadi yang baru sebulan dilantik menjadi Bupati Ogan Ilir, Sumatera Selatan. Ada anggapan BNN bahwa tes kesehatan Nofiadi saat mendaftar Pemilihan Kepala Daerah serentak pada Desember 2015 telah direkayasa oleh pihak tertentu. “Kalau soal pengembangan, belum. Masih menunggu hasil pemeriksaan Nofiadi dari hari ini,” ujar Slamet.
Kemarin Nofiadi masih berada di bawah pengaruh narkoba ketika digelandang petugas BNN dari rumahnya di Kelurahan Karang Anyar Gandus, Ogan Ilir, Sumatera Selatan, ke Jakarta. Hingga tiba di gedung pusat BNN Senin siang, Nofiadi masih teler.
"Dia (Nofiadi) belum bisa diajak bicara, masih dalam pengaruh narkoba. Nanti jawabannya malah melenceng," ujar Budi Waseso saat memaparkan penangkapan Nofiadi, Senin kemarin.
Budi mengatakan Nofiadi dan empat orang lain, yang juga ditangkap petugas BNN, sudah diperiksa rambut dan darahnya. "Hasil pemeriksaannya baru muncul setelah 3 hari. Saat ini mereka tertangkap tangan. Status mereka bukan korban," ucap Budi.
Saat BNN memaparkan pengungkapan kasus pada wartawan, Nofiadi, yang berkemeja biru, duduk berjajar dengan empat pria lain. Berbeda dengan Nofiadi, keempat pria tersebut dalam keadaan diborgol. Keempatnya orang tersebut terdiri atas MU, DA, JU yang merupakan staf dan pengawal pribadi Nofiadi, serta ICN yang diduga sebagai pemasok narkoba yang dikonsumsi mereka semua.
"Penangkapan Nofiadi berawal dari keterangan ICN yang ditangkap duluan. Dia bekerja di sebuah rumah sakit jiwa di Palembang," kata Budi. Dia menjelaskan, BNN sudah menelusuri pergerakan Nofiadi selama tiga bulan dan akhirnya bergerak meringkusnya pada Ahad malam, kemarin.
"Kami terus pantau dia. Sempat sulit karena sebagai Bupati rumahnya dijaga ketat oleh petugas keamanan dan Satuan Polisi Pamong Praja," ujar Budi.
YOHANES PASKALIS