TEMPO.CO, Kupang - Petani di Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur, terancam kelaparan karena tanaman jagung dan padi mengalami gagal panen akibat minimnya curah hujan di daerah yang terletak di perbatasan Indonesia dan Timor Leste itu.
Berdasarkan pantauan wartawan di Kecamatan Kakuluk Mesak, para petani hanya bisa pasrah. Ratusan hektare tanaman jagung dan padi di sawah dipastikan gagal panen akibat kekeringan.
Para petani sampai tiga kali melakukan penanaman. Namun bulir jagung dan padi tidak normal karena lebih kecil dari biasanya. Batang jagung dan padi menguning karena kering disengat matahari.
"Jagung mulai kering, bulir jagung tidak normal. Sedangkan area persawahan yang sudah ditanami pun kering total," kata seorang petani di Kecamatan Kakuluk Mesak, Yohanis Laku, Selasa, 15 Maret 2016.
Petani hanya bisa berharap segera ada bantuan dari Pemerintah Kabupaten Belu guna mengatasi gagal panen, yang bisa mengakibatkan terjadinya kelaparan warga. Bupati Belu Willybrodus Lay, yang mendapat laporan nasib para petani itu, langsung melakukan peninjauan ke lokasi. Dia berdialog dengan para petani dan masyarakat setempat untuk mengatasi gagal panen dan ancaman kelaparan yang bakal terjadi.
"Saya sangat prihatin dengan kekeringan yang melanda daerah ini. Kami akan melakukan koordinasi untuk mengatasi masalah ini," ujar Willybrodus.
Willybrodus sempat memetik jagung milik petani dan mendapati bulir jagung yang sangat kecil dan tak layak dikonsumsi. Bulir jagung itu dibuang oleh warga.
YOHANES SEO