TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia Police Watch (IPW) berharap Densus 88 bisa menekan terjadinya eksekusi mati teroris di lapangan. Ketua Presidium Indonesia Police Watch Neta S. Pane mengatakan selama ini kinerja Densus 88 memberantas aksi terorisme yang sudah maksimal justru dikeluhkan masyarakat karena sering menembak mati pelaku teroris di lapangan.
"Akibatnya, mata rantai jaringan terorisme menjadi terputus, dan Densus 88 menjadi abai terhadap tugas utama Polri yang harus melumpuhkan tersangka," katanya, Senin, 14 Maret 2016.
Neta berharap Irjen Tito Karnavian yang akan diangkat sebagai Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) bisa membuat sistem pemberantasan terorisme secara lebih profesional dan proporsional. Kapolda Metro Jaya itu akan menggantikan posisi Komisaris Jenderal Saud Usman di BNPT. Pelantikan rencananya akan dilakukan pada Rabu, 16 Maret 2016, di Istana Merdeka Jakarta.
"Tito bukanlah orang baru dalam hal pemberantasan terorisme. Namun tetap perlu meningkatkan kewaspadaan dan bersikap tegas dalam menindak serta membersihkan kantong-kantong radikalisme yang berpotensi menjadi kelompok-kelompok terorisme di Indonesia," kata Neta.
Neta juga berharap dengan diangkatnya Tito menjadi kepala BNPT, gerakan aksi-aksi teror tidak terjadi lagi di Tanah Air. Menurut dia, para teroris yang berafiliasi ke ISIS saat ini seperti ingin menjadikan Indonesia sebagai arena pencitraannya. Tak heran jika kemudian enam perwira tinggi Polri saat ini diancam akan mendapat serangan teror. Ancaman itu disampaikan ISIS tahun lalu dari Suriah. "Bagaimanapun ancaman ini patut diwaspadai dan diharapkan Tito mampu menjadi ujung tombak," ujarnya.
INGE KLARA SAFITRI