TEMPO.CO, Jakarta - Dalam halaman 4 skripsinya, Ahmad Wazir Nofiadi Mawardi menuliskan kepada ayahnya, Mawardi Yahya yang saat itu masih menjabat Bupati Ogan Ilir: "Terima kasih atas semua kasih sayang, perhatian, doa, pengorbanan, kepercayaan, materi, dan kesabaran dalam mendidik dan membesarkanku hingga detik ini agar menjadi pribadi yang baik dan berguna serta membanggakan bagi semua orang."
Skripsi berjudul “Hubungan antara Persepsi Dukungan Organisasi dan Motivasi Kerja Karyawan” berhasil diselesaikan Ahmad Wazir Nofiadi Mawardi pada Oktober 2014 di jurusan Psikologi, Universitas Islam Indonesia (UII), Yogyakarta.
Setahun kemudian, pada 23 Juni 2015, Mawardi Yahya memberi jalan yang melapangkan anaknya menjabat Bupati Ogan Ilir. Sang ayah seharusnya masih menjabat sampai 22 Agustus 2015, tapi memilih mundur tiga hari sebelum penetapan calon Bupati Ogan Ilir di mana Ahmad Wazir akan ikut mencalonkan diri. Politikus Partai Golkar itu mundur supaya tidak menyalahi Undang-Undang Nomor 8 tahun 2015 yang menyebutkan setiap calon peserta pilkada tak boleh memiliki konflik kepentingan dengan petahana.
Menurut Mawardi, pilihannya mundur dari jabatan bupati merupakan hak konstitusi. "Ini bukan menumbuhkan dinasti politik," ujar Mawardi kepada Tempo.
Hasilnya cukup meyakinkan. Pria kelahiran Palembang, 22 November 1988 yang berpasangan dengan Ilyas Panji Alam mendapat 107.578 suara (49,58 persen) mengalahkan pasangan selebritas Helmy Yahya-Muchendi Mahzareki dan pasangan Sobli, M.Si-Taufik Toha. Berbeda dengan ayahnya yang aktif di partai Golkar, Ahmad Wazir Nofiadi berganti dari Partai Golkar ke PDI Perjuangan.
Kemarin, Badan Narkotika Nasional (BNN) menangkap Bupati Ogan Ilir Ahmad Wazir Nofiadi Mawardi karena terkait narkoba. Berdasarkan tes urine, ia positif mengkonsumsi narkoba. Noviadi sudah lama diduga menjadi pelaku penyalahgunaan narkoba dan menjadi target BNN sejak 3 bulan lalu.
Ahmad Wazir Nofiadi ditangkap di rumahnya di Jalan Musyawarah III, Kecamatan Gandus, Minggu, 13 Maret 2016, sekitar pukul 22.00 WIB. Pada saat penangkapan itu, sang ayah, Mawardi Yahya, sempat mencoba melindungi anaknya dan menghalang-halangi petugas.
Evan/PDAT Sumber Diolah Tempo