TEMPO.CO, Yogyakarta - Sungai utama di wilayah Kota Yogyakarta, Kali Winongo pada Sabtu malam, 12 Maret 2016, meluap hingga menggenangi sejumlah pemukiman penduduk di bantaran kali. Padahal wilayah Kota Yogya sendiri tak sedang dilanda hujan. "Sampai malam ini sudah 130 warga mengungsi," ujar Komandan Tim Reaksi Cepat Badan Penenggulangan Daerah DIY Pristiawan Buntoro.
Pantauan Tempo, luapan sungai terparah terjadi di titik-titik rawan banjir Kali Winongo. Tepatnya yang melewati wilayah Jatimulyo Kricak Kecamatan Tegalrejo, Kecamatan Jetis, Kelurahan Serangan, Kelurahan Tedjokusuman, Kecamatan Ngampilan.
Di wilayah itu air Kali Winongo sudah menggenangi rumah sejumlah warga dengan ketinggian sekitar satu meter. Namun warga ada yang tetap masih berusaha bertahan sambil terus berusaha menghalau air, dan sebagian memilih mengungsi. Aliran air Winongo sampai pukul 21.40 WIB cukup deras dan kecokelatan.
Warga kota yang melintas di atas Jembatan seperti di Jalan Kyai Mojo terpaksa diusir sejumlah personil kepolisian Sektor Jetis demi keamanan. "Jembatannya terasa bergoyang, kami takut rubuh jika terlalu banyak warga berkumpul di atas jembatan," ujar Ajun Inspektur Polisi Dua Subagyo yang turut berjaga di bantaran sungai Winongo.
Komandan Tim Reaksi Cepat Badan Penanggulangan DIY Pristiawan Buntoro menuturkan penyebab meluap Kali Winongo karena intensitas hujan di wilayah Kabupaten Sleman yang tinggi sejak sore. "Sumber luapan bukan dari hulu sungai di lereng Merapi," ujarnya.
Namun, kata Pristiawan, semakin malam hujan di Sleman berhenti. "Perlahan aliran winongo terus menurun," tuturnya.
Banjir Kali Winongo pun terpantau BPBD mencapai sungai di wilayah Niten Kabupaten Bantul. Personil kepolisian dari sektor Jetis, Tegalrejo, Wirobarajan, dan Ngampilan masih bersiaga di jembatan-jembatan yang dilalui Kali Winongo bersama tim Search And Rescue Yogyakarta.
PRIBADI WICAKSONO