TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia Corruption Watch (ICW) meluncurkan album Lagu Anak Hebat, bekerja sama dengan Komunitas Mari Nyanyi, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), serta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di Mal fX, Jakarta, Sabtu, 12 Maret 2016.
Dalam album Lagu Anak Hebat, ICW mencoba mencegah korupsi sekaligus menumbuhkan karakter jujur dan bertanggung jawab dalam diri anak-anak. "Menyanyi itu menyeimbangkan otak kiri dan kanan, sehingga anak-anak bisa pintar," ujar Wakil Ketua KPK Saut Situmorang dalam acara peluncuran Lagu Anak Hebat, Sabtu, 12 Maret 2016.
Saut menambahkan, anak akan cenderung jahat jika otak kanan dan kiri tidak seimbang. "Kalau otak kiri dan kanannya baik, siapa tahu jadi Ketua KPK," ujarnya, memberi semangat kepada anak-anak. Dalam acara ini, selain Saut, turut hadir Direktur Jenderal PAUD-Dikmas Kementerian Pendidikan Haris Iskandar dan psikolog Khamsha Noory.
"Kita sering terbantu oleh lagu, buat belajar anak-anak butuh situasi yang menyenangkan. Mereka secara sadar meresap langsung materinya dengan senang dan diharapkan dapat informasinya dengan baik," ujar Khamsha.
Menurut Khamsha, lagu juga bisa diterapkan dalam pengajaran bagi anak yang terlambat bicara dan anak yang kurang mampu mengungkapkan isi hatinya. "Terlambat bicara dan kurang mampu ungkapkan isi hati, ya, ajarin pake lagu. Kalau playlist lagu anak-anaknya terbatas, ya, bikin lagu sendiri," ujarnya.
Saut melanjutkan, pendidikan antikorupsi tak hanya didapat dari pendidikan formal di sekolah, tapi juga dikemas dengan ringan dan mudah diingat. "Jangan berhenti bernyanyi agar imajinasi anak-anak terus berkembang. Namun harus diimbangi juga dengan olahraga agar tidak hanya cerdas, tapi juga sehat," tuturnya.
Lirik dan lagu dalam album Lagu Anak Hebat berisi cara mencegah praktek korupsi dalam keseharian anak. Seperti bermain di rumah, belajar di sekolah, bahkan di lingkungan sosial sekitar. Pesan-pesan tersebut dikemas dalam lirik dan musik yang mudah dicerna anak-anak.
ARIEF HIDAYAT