TEMPO.CO, Makassar - Musyawarah Wilayah (Muswil) Partai Amanat Nasional Sulawesi Selatan dengan agenda pemilihan ketua partai periode 2016-2021 berakhir ricuh lantaran 364 pemilik suara menolak dua nama calon formatur yang diputuskan oleh Dewan Pimpinan Pusat. Dua nama itu yakni Dodi Amiruddin dan Najamuddin Majid.
Peristiwa ini terjadi sekitar pukul 18.30 Wita di hotel Singgasana, Jalan Botolempangan, Makassar, Jumat, 11 Maret 2016. Kericuhan bermula ketika Wakil Sekretaris Jenderal DPP PAN Muhammad Yohan membacakan empat calon formatur. Mereka adalah Ashabul Kahfi, Abdul Jamaluddin Jafar, Najamuddin Majid, dan Dodi Amiruddin. Empat calon formatur itu merupakan calon Ketua PAN Sulawesi Selatan periode 2016-2021.
Mendengar putusan itu, sontak 364 pemilik suara yang berasal dari pengurus Dewan Pimpinan Wilayah, Dewan Pimpinan Daerah, Dewan Pimpinan Cabang, dan sayap partai menjadi emosi.
"Kami tidak setuju nama Dodi dan Najamuddin masuk sebagai calon formatur. Kedua orang ini tidak punya sumbangsih di partai," ujar Wakil Sekretaris PAN Sulawesi Selatan, Ahmad Pasima, Jumat, 11 Maret 2016.
Sejumlah pengurus DPD dan DPC melakukan aksi walk out. Tak hanya itu, aksi lempar botol pun terjadi di dalam ruang Talimbangan Hotel Singgasana. Ketua DPP PAN Yandri Susanto dan Wakil Sekjen DPP PAN Muhammad Yohan pun harus meninggalkan ruangan untuk menghindari aksi anarkistis yang lebih fatal.
Anggota DPC PAN Luwu, Iwan, mengatakan masih banyak calon lain yang lebih bagus dibanding Dodi dan Najamuddin. Mereka adalah Buhari Kahar Muzakkar dan Usman Lonta. "DPP menetapkan calon formatur tanpa meminta pertimbangan ke kami. Ini ada apa?" ujar dia.
Hingga berita ini diturunkan, Muswil PAN Sulawesi Selatan masih deadlock. Sebelumnya, muswil dibuka oleh Ketua Dewan Pembina DPP PAN Amien Rais dan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan.
ARDIANSYAH RAZAK BAKRI