TEMPO.CO, Sidoarjo - Warga tiga desa di Tanggulangin, Sidoarjo, Jawa Timur, kembali menegaskan penolakan rencana pengeboran sumur baru PT Lapindo Brantas. Penegasan itu mereka sampaikan setelah kebocoran jaringan pipa gas yang diduga milik Lapindo di Desa Kedunganteng. Warga tiga desa itu adalah Kedungbanteng, Banjarasri, dan Kalidawir.
“Kebocoran pipa gas seperti ini bisa terjadi sewaktu-sewaktu. Karena itu kami kembali menegaskan penolakan rencana pengeboran sumur baru Lapindo di desa kami,” kata mantan Kades Banjarasri, Didik, Jumat, 11 Maret 2016.
Ketua RT 3 RW 2 Desa Kedungbanteng, M Fauzi, mengatakan rencana pengeboran sumur baru Lapindo di sumur Tanggulangin 1 (TGA 1) di Desa Kedungbanteng harus diberhentikan. “Warga takut dan trauma. Kalau saja keran pipa gas tadi tidak segara dimatikan bakal bocor besar,” katanya.
Hal senada disampaikan Udin, salah seorang warga Kalidawir. Menurutnya, kejadian serupa pernah terjadi di desanya. “Bahkan dampaknya lebih besar. Karena itu jangan ada lagi titik sumur pengeboran baru di Tanggulangin.”
Lapindo Brantas memiliki tiga sumur pengeboran di Desa Kedungbantengdan dua sumur pengeboran di Desa Kedungbanteng. Adapun Desa Banjarasri sendiri berada dekat dengan TGA 1 yang beberapa waktu lalu akan dibor Lapindo.
Kebocoran jaringan pipa gas yang diduga milik Lapindo itu terjadi sekitar pukul 04.00 WIB dan baru bisa diatasi dua jam kemudian. Kebocoran itu sempat menimbulkan kepanikan warga bahkan mengakibatkan kebakaran di satu rumah.
Lokasi kebocoran gas berada persis di tengah jalan Desa Kedungbanteng RT 3 RW 2, yang bersebelahan dengan rumah yang terbakar. Ruas jalan itu berada tidak jauh dari titik sumur Tanggulangin 1 (TGA 1) yang beberapa waktu lalu akan dibor Lapindo Brantas Inc.
Saat ini di lokasi kebocoran telah dijaga dan dipasangi garis polisi. Dan warga telah bisa menggunakan jalan yang sempat ditutup.
NUR HADI