TEMPO.CO, Sofia - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies R. Baswedan hari ini, Jumat, 11 Maret 2016, akan menjadi pembicara utama dan tamu kehormatan dalam konferensi internasional yang digelar di Sofia, Bulgaria.
Konferensi internasional itu diadakan pada 10-12 Maret di bawah pimpinan Direktur Jenderal UNESCO Irina Bokova, bekerja sama dengan lembaga riset Geneva Spiritual Appeal Swiss dan Public Policy Institute Bulgaria.
Anies mengatakan Bulgaria dan dunia ingin belajar dari Indonesia mengenai apa yang membuat negara ini bersatu. "Jadi mereka ingin membereskan hal-hal yang mendasar," ujarnya sebelum konferensi di Sofia, Kamis, 10 Maret 2016.
Menurut Anies, Indonesia dengan berbagai perbedaan dan jumlah penduduk yang besar telah menyepakati bahasa bersama yang membuat “perasaan Indonesia”. "Yang dipilih bukan karena bahasa yang banyak pemakainya, yaitu bahasa Jawa, tapi yang paling egaliter," kata Anies.
"Padahal tokoh-tokoh saat itu banyak dari kalangan ningrat, yang biasanya cenderung ingin mempertahankan kekuasaan," tuturnya. "Di situlah nilainya pendidikan, karena mereka terdidik dengan nilai-nilai modern."
Vantzeslav Sabev, Ketua Konferensi dan Wakil Presiden Geneva Spiritual Appeal, mengatakan konferensi ini bertujuan mengembangkan visi nilai-nilai bersama yang menyatukan dunia dan membuat rekomendasi untuk definisi dan pengembangan nilai-nilai global. "Bulgaria dalam masa transisi selama 26 tahun yang tidak sepenuhnya selesai menuju demokrasi," ucapnya.
Konferensi itu dihadiri 200 peserta dari Eropa, Asia, Afrika, Timur Tengah, dan Amerika Utara dengan berbagai latar belakang budaya, ideologi, dan agama. Konferensi tersebut akan menghadirkan pembicara dan panelis dari berbagai kalangan, di antaranya ilmuwan Muhammad Shahrour dan Utusan Khusus UNESCO untuk Dialog Budaya, Metin Arditi. Selain itu, ada Rektor Universitas Sofia Anastas Gerdjikov, CEO Alliance Trust Investment Katherine Garret-Cox, dan Pemimpin Redaksi Tempo English Hermien Kleden.
ERWIN ZACHRI (SOFIA)