TEMPO.CO, Jakarta - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menghadiri rapat Dewan Pertimbangan Presiden di Jakarta, Kamis, 10 Maret 2016. Dia membantah kehadirannya itu dikaitkan dengan kabar yang beredar selama ini bahwa ia sedang dipersiapkan oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan untuk masuk ke bursa calon Gubernur DKI Jakarta. Bahkan Risma mengatakan sejak awal ia sudah menemui ketua umum partai, Megawati Sukarnoputri, untuk menolak jabatan itu.
“Jadi saya yang menghadap Ibu (Megawati), mungkin satu bulan yang lalu. Waktu itu saya sampaikan, ‘Bu, saya mendapat amanah di Surabaya. Dan saya mohon saya tidak dicalonkan jadi Gubernur, baik di Jawa Timur maupun DKI’,” ujarnya. “Lalu Ibu terdiam saat itu,” kata Risma.
Alasan penolakan Risma, menurut dia, berdasarkan ajaran agama yang ia anut bahwa jabatan tidak bisa diminta. Selain itu, ia harus menjaga amanah masyarakat Surabaya yang telah memilihnya menjadi wali kota. “Saya kan enggak bisa mainin warga Surabaya, kemudian seenaknya saya melompat-lompat gitu, kan. Yang kedua, amanah yang diberikan warga Surabaya itu kan amanah Tuhan yang diberikan kepada saya. Jadi bukan karena apa, melainkan di agama saya juga diajarkan seperti itu,” ujarnya.
Risma menegaskan ia akan menyelesaikan kepemimpinannya di Surabaya hingga periode itu berakhir. Namun ia tidak bisa berandai-andai apabila kelak seusai jabatannya berakhir, ia dicalonkan kembali sebagai salah satu kandidat Gubernur DKI Jakarta. “Saya akan sampaikan juga. Saya enggak bisa kalau saya harus ngatur Tuhan. Tapi saya akan berusaha semampu saya. Dulu saya juga enggak minta kemudian keluar rekomendasi. Saya menang, saya enggak ngira, itu semua jalan Tuhan lah. Insya Allah begitu,” katanya.
Nama Tri Rismaharini digadang-gadang dapat menjadi rival berat Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang saat ini menjabat Gubernur DKI Jakarta apabila keduanya melangkah dalam pemilihan umum kepala daerah DKI Jakarta pada 2017 nanti. Selain Risma dan Ahok, nama yang dicalonkan di antaranya pengusaha muda Sandiaga Uno, Yusril Ihza Mahendra, Adhyaksa Dault, dan Abraham Lunggana alias Haji Lulung.
DESTRIANITA K.