TEMPO.CO, Yogyakarta - Becak listrik menjadi salah satu desain alternatif untuk menggantikan becak motor. Hal ini karena pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta telah menegaskan becak motor tidak bisa dilegalkan menjadi angkutan umum di jalan.
“Kalau (becak) yang pakai listrik boleh. Yang penting bentuknya tidak meninggalkan kekhasan Yogyakarta,” kata Kepala Dinas Perhubungan DI Yogyakarta Sigit Harjanta saat ditemui di Kepatihan Yogyakarta, Kamis, 10 Maret 2016.
Becak motor dilarang di Yogyakarta sejak dikeluarkannya Surat Edaran Gubernur DIY Nomor 551.2/0316 tentang Larangan Pengoperasian Becak Bermotor. Sebab, becak bermotor tidak termasuk jenis kendaraan bermotor yang telah ditentukan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1993 tentang Kendaraan dan Pengemudi. Akibatnya, selain dilarang beroperasi, becak bermotor berjumlah hampir 2.000 yang tercatat sebagai anggota paguyuban sering dirazia polisi.
Audiensi antara komunitas becak motor yang diwakili Paguyuban Pengemudi Becak Motor Yogyakarta dan pemerintah DI Yogyakarta telah berlangsung dua kali. Audiensi pada 8 Juni 2015 dan 8 Maret 2016 tetap tidak memberikan hasil perizinan operasional becak motor.
Sigit menjelaskan, ada tiga opsi yang disepakati kedua belah pihak pada 8 Maret 2016. Pertama, perlu ada desain baru dari becak motor agar bisa memenuhi persyaratan operasional. Desain tersebut tidak boleh meninggalkan kekhasan becak Yogyakarta yang merupakan becak kayuh.
Menurut Sigit, sudah ada pembicaraan mengenai desain becak yang antara lain melibatkan Universitas Gadjah Mada, Balai Latihan Pendidikan Teknik (BLPT) Yogyakarta, dan pengusaha.
“Becak motor kan tidak sesuai dengan kekhasan becak Yogyakarta,” kata Sigit.
Kedua, apabila pengemudi becak motor tidak bisa memenuhi opsi pertama, harus kembali pada desain becak kayuh. Ketiga, apabila tidak bersedia, pemerintah DI Yogyakarta mencarikan alternatif pekerjaan lain.
Pembuat becak listrik Yogyakarta, Winawan, mengaku hingga saat ini belum pernah dilibatkan pemerintah DI Yogyakarta dalam pembuatan desain becak meskipun dia telah membuat empat unit becak listrik atas pesanan orang lain sejak tiga tahun lalu. Becak desainnya merupakan konversi dari becak kayuh ke becak listrik.
“Becak saya memakai tenaga listrik hanya untuk meringankan pengemudi (saat tanjakan). Selebihnya, tetap dikayuh,” kata Winawan saat dihubungi Tempo, Kamis, 10 Maret 2016.
Becak listrik buatannya membutuhkan empat jam untuk menyimpan energi listrik yang bisa digunakan hingga jarak 60 kilometer. Hanya saja, Winawan mengakui, harga pembuatannya mahal, yaitu berkisar Rp 13 juta-Rp 15 juta per unit.
PITO AGUSTIN RUDIANA