TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Ruhut Sitompul menganggap fenomena gerhana matahari merupakan rezeki yang patut ia syukuri. Pasalnya, Ruhut pernah mengawali debutnya sebagai pekerja seni lewat sinetron 'Gerhana'. Sinetron itu disebut-sebut telah melambungkan namanya di dunia keartisan dan politik.
"Bayangkan saja, sinetron ‘Gerhana’ tayang hingga 300 episode, terus ditayangkan hingga empat kali ganti presiden, lho. Keren kan? Keren," kata Ruhut kepada Tempo, Rabu, 9 Maret 2016.
Saat pertama kali ditawari oleh sutradara sinetron tersebut, Ruhut mengaku tidak tertarik karena ia tak mempunyai latar belakang dunia sinetron. "Saat itu saya terkejut. Saya bukan bintang sinetron tapi mendadak diminta main sinetron," katanya.
Ruhut tidak menyangka sinetron yang dibintanginya meledak di pasaran. Selama enam tahun sinetron ‘Gerhana’ berhasil bercokol di layar kaca. Sinetron ‘Gerhana’ pertama kali tayang saat era Presiden Soeharto. Kemudian berlanjut kepada Presiden Habibie, Gusdur, hingga Megawati. Bahkan sinetron tersebut sempat diputar ulang saat Soesilo Bambang Yudoyono menjabat sebagai Presiden RI.
"Ini jadi momen buat saya, terutama di dunia politik. Saya tidak perlu kampanye karena saya pakai nama Poltak yang kebetulan nama asli saya," tutur Ruhut.
LARISSA HUDA