TEMPO.CO, Surabaya - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini bersama ribuan warga Kota Surabaya melihat gerhana matahari di Kenjeran Park Surabaya, Rabu, 09 Maret 2016. Risma datang sekitar pukul 05.30, ia langsung menyapa ribuan warga yang sudah memadati lokasi sejak pukul 04.00.
Wali kota perempuan di Kota Surabaya ini sudah bersiap dengan teropongnya saat menghadap ke tempat terbitnya Matahari. Di sebelahnya, terdapat teropong besar milik komunitas Himpunan Pelajar Astronomi Surabaya (Himpas).
Sejak pukul 07.00, Risma terus mencoba meneropong matahari yang sebelumnya tertutup awan itu. Ribuan warga juga berkali-kali menggunakan kacamata gerhana matahari yang diberikan oleh Himpas itu. Ada pula masyarakat yang meletakkan kacamata gerhana matahari di depan kameranya untuk melihat gerhana itu.
Bahkan, Risma juga menjadi saksi puncak gerhana matahari di Kota Surabaya pada pukul 07.25 di parsial 83,8 persen. Saat itu, hawanya langsung berubah lebih sejuk dan mulai berangsur-angsur terang. "Lebih dingin ya hawanya, kerasa gak kalian?,” tanya Risma kepada warga yang ada di sekitarnya. Usai gerhana matahari puncak itu, Risma dan ribuan warga lainnya berangsur bubar.
Risma menyampaikan banyak terimakasih kepada orang tua yang telah mengantarkan anak-anaknya untuk melihat fenomena alam, yaitu gerhana matahari. Ia juga menyampaikan bahwa ilmu astronomi itu merupakan ilmu langka yang tidak semua orang tertarik untuk mendalami dan mempelajarinya. "Kalau ada anak yang profesional mendalami astronomi maka harus didukung penuh," kata dia.
Menurut Risma, ilmu astronomi itu sangat berguna untuk mengetahui bumi beserta isinya, sehingga apabila ingin mengetahui fenomena alam seperti tsunami, bisa dilihat oleh astronomi. Ilmu ini, kata dia, akan ditunggu-tunggu oleh seluruh bangsa di dunia untuk menganalisis fenomena alam. “Ilmu ini sangat banyak manfaatnya untuk dunia ini,” kata dia.
Para orang tua, lanjut dia, diimbau mendukung bakat dan minat mempelajari ilmu astronomi itu, karena pasti akan bermanfaat ilmunya itu. “Makanya kalau ada anaknya yang suka dan punya hobi mempelajari ini, dukunglah,” ujar Risma.
Selain itu, Risma juga mengimbau kepada masyarakat yang ada di lokasi itu, untuk menggunakan kacamata gerhana matahari yang telah disediakan panitia. Bahkan, Risma juga menghimbau dalam melihat gerhana matahari itu, tidak sampai melebihi 2 menit, karena akan membahayakan matanya. “Hati-hati yaa, jangan sampai lebih 2 menit melihatnya,” kata dia.
MOHAMMAD SYARRAFAH