TEMPO.CO, Palu - Gerhana matahari total menyelimuti Kota Palu sekitar pukul 08.38 Wita. Saat bulan sempurna menyelimuti matahari, warga mengucapkan kebesaran Tuhan.
"Allahu Akbar...Allahu Akbar," teriak orang-orang. Mereka menyaksikan gerhana matahari total di lapangan bola Desa Kota Pulu, Palu, Sulawesi Selatan pada Rabu, 9 Maret 2016. Sebagian lagi memuji Tuhan atas peristiwa langka itu. "Subhanallah," kata mereka.
Detik-detik gerhana matahari total terjadi sekitar pukul 08.38 Wita. Saat itu, suasana Kota Palu redup tanpa sinar matahari. Masyarakat yang berada di lokasi kemudian hening menikmati pemandangan luar biasa di angkasa. Matahari terlihat seperti cincin yang bercahaya indah.
Kepala Badan Meteorologi dan Geofisika Andi Eka Sakya mengatakan siklus gerhana matahari total yang terjadi saat ini akan terjadi lagi ratusan tahun kemudian. "Di jalur yang sama, gerhana matahari total pada hari ini akan terjadi lagi 350 tahun lagi," kata Andi.
Andi mengatakan momen gerhana matahari sangat langka dan mahal. Tak heran jika para astronom dan ilmuwan menggunakan peristiwa ini untuk melakukan penelitian. BMKG pun tak mau ketinggalan. Mereka melakukan pengamatan di 19 lokasi di kota-kota yang dilalui GMT.
Beberapa hal yang diteliti adalah soal perubahan geomagnet, gravitasi, perubahan temperatur, kelembaban, hingga perubahan arus pasang dan radiasi terjadi saat GMT terjadi. "Ini momen yang langka dan mahal buat ilmuwan, termasuk kami," kata Andi.
AMIRULLAH