TEMPO.CO, Jakarta - Rudi Jaelani, yang ijazahnya diunggah di Twitter oleh seseorang yang menyebutnya anggota kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), dikenal sebagai mahasiswa baik saat masih kuliah di Universitas Islam Bandung (Unisba).
Namun, seorang kawannya mengatakan, sebelum pergi ke luar negeri, perilaku teman sekelasnya di Fakultas Ekonomi Universitas Islam Bandung itu sangat berubah. Rudi berubah menjadi sosok yang lebih pendiam dan agamis. "Dia berubah 180 derajat. Asalnya enggak gitu. Biasa seperti kita, suka main. Tapi waktu itu dia terlihat lebih agamis," ujar Idham Pradipta, 25 tahun, kepada Tempo melalui sambungan telepon, Selasa, 8 Maret 2016.
Rudi Jaelani disebutkan oleh sebuah akun Twitter, @drpartizan_ --yang mengaku tentara Kurdi—sebagai salah satu anggota Negara Islam Irak dan Suriah asal Indonesia. Dalam cuitannya, Ahad, 6 Maret 2016, @drpartizan mengunggah sejumlah dokumen milik Rudi, di antaranya ijazah, transkrip nilai, surat keterangan berkelakuan baik dari kepolisian Indonesia, dan boarding pass Turkish Airline atas nama Rudi.
Dengan berubahnya sikap dan perilaku Rudi, Idham saat itu belum menaruh curiga apa pun. Namun, setelah diceritakan oleh Rudi bahwa dia saat itu tengah menjadi anggota pengajian, ia sempat menaruh curiga. "Saya awalnya senang-senang saja lihat teman berubah jadi lebih baik. Namun saya curiga pas dia bilang ikut mengaji di rumah-rumah di luar kota. Kan, normalnya mengaji itu di masjid," katanya.
Idham mengatakan dia terakhir bertemu Rudi pada 2014. Saat itu, Rudi sempat menanyakan bagaimana cara membuat paspor. Rudi mengaku kepada teman-temannya di kampus bahwa dia akan bekerja di Korea Selatan.
Idham mengaku mengenal dekat Rudi. Pasalnya, mereka merupakan teman satu kelas dan satu geng saat sama-sama kuliah. Ia mengatakan Rudi merupakan sosok yang pendiam. Selain itu, Rudi tidak pernah aktif berorganisasi, baik di dalam maupun luar kampus. "Orangnya pendiam. Tapi, kalau dengan teman dekat, dia periang," tuturnya. "Enggak ada yang menonjol dari dia. Nilainya juga biasa-biasa saja."
Kakak kandung Rudi, Leni Sri Mulyani, mengatakan, pada November 2014, Rudi pamit kepada keluarga untuk bekerja di Singapura. "Tahun 2014 bulan Oktober cuma pamit mau kerja ke luar negeri, ke Singapura, di bidang apa dia enggak bilang," ucap Leni Sri Mulyani di rumahnya di Jalan Cibuntu Tengah, Kelurahan Warung Muncang, Kecamatan Bandung Kulon, Kota Bandung, Senin malam, 7 Maret 2016.
Leni mengatakan Rudi sempat memberi kabar kepada keluarga setelah satu minggu pergi ke Singapura. Rudi menghubunginya untuk sekadar menanyakan kabar keluarga dan keponakannya. Ia pun sempat berujar telah mendapatkan kerja di Singapura. "Tapi sejak Maret 2015 sudah hilang kontak. Dihubungi lewat WhatsApp juga cuma check list. Sampai hari ini kita hilang kontak," ujarnya.
Pihak keluarga pun tidak mengetahui di mana Rudi kini berada. Kabar bahwa ia berangkat ke Suriah pun sama sekali tidak mereka ketahui. "Karena kami bingung dia di mana. Mau mengiyakan juga gimana, jadi serba salah. Kita doakan saja semoga selamat, dan pasrah saja," katanya.
Leni mengatakan sang adik tersebut merupakan sosok yang pendiam. Leni pun memandang Rudi sebagai anak yang taat beribadah. "Dia kelihatannya enggak banyak main. Kalau pulang kuliah diam di rumah, main sama anak saya," tuturnya.
Rudi merupakan anak bungsu pasangan Juen Hidayat, 65 tahun, dan Dede Suhartini, 54 tahun. Rudi merupakan alumnus Fakultas Ekonomi Unisba yang lulus pada 2014.
IQBAL T. LAZUARDI S.