TEMPO.CO, Palembang - Mengayuh becak sudah menjadi rutinitas Mang Can. Saban hari, becak tua menjadi tumpuan hidup kakek tiga cucu ini. Ia biasa mangkal menunggu langganannya di sekitar Pasar Cinde, Palembang.
Namun belakangan ini Mang Can dikagetkan dengan banyaknya ‘wong barat’ yang datang ke kota itu. Wong barat merupakan sebutan untuk orang asing atau turis yang datang ke kota itu.
"Tadi ada sepasang wong barat minta diantar ke (jembatan) Ampera," kata Mang Can, Selasa, 8 Maret 2016.
Sebelumnya, ia mengaku kaget dengan kedatangan para turis itu. Maklum, selama ini Palembang jarang didatangi oleh wisatawan berambut pirang, hidung mancung, tinggi badan di atas normal, dan dandanan seadanya itu.
Dalam sepekan ini, Mang Can sangat mudah menjumpai turis asing di pasar-pasar tradisional, kawasan wisata Benteng Kuto Besak, Jembatan Ampera, hingga Kambang Iwak. "Semoga saja kehadiran mereka berlanjut hingga setelah acara selesai."
Kepala Kepolisian Daerah Sumatera Selatan Inspektur Jenderal Djoko Prastowo mengatakan pihaknya menjamin keamanan seluruh pengunjung, termasuk wisatawan asing yang akan menyaksikan gerhana matahari total, serta rangkaian acara pendukungnya.
Setidaknya, ratusan personel polisi dengan seragam lengkap hingga berpakaian preman telah disebarkan di titik keramaian Kota Palembang. Hal itu ia lakukan agar fenomena alam ini tidak diwarnai oleh aksi kejahatan, seperti copet, begal, hingga tindak kekerasan lainnya.
"Tidak perlu khawatir karena saya sudah turunkan personel di banyak tempat," ujarnya.
PARLIZA HENDRAWAN