TEMPO.CO, Jakarta - Dalam pertemuan bilateral antara Presiden RI Joko Widodo dan Presiden Sudan Omar Al-Bashir, kerja sama bisnis menjadi poin utama yang dibahas selain soal dukungan dan solidaritas mendukung Palestina lewat Konferensi Tingkat Tinggi Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (KTT LB OKI) 2016.
Dalam pertemuan yang diadakan pada Senin, 7 Maret 2016, ini, kedua negara meningkatkan hubungan ekonomi dengan membentuk “Joint Business Council”.
"Presiden Sudan juga menyatakan dukungannya terhadap investor Indonesia yang berada di Sudan," ujar pihak Biro Pers KTT OKI 2016 lewat keterangan tertulis, Senin ini.
Berdasarkan keterangan tersebut, presiden kedua negara (Indonesia dan Sudan) tak lupa mengangkat isu Palestina dan Al-Quds al-Sharif dalam pertemuan tersebut. "Kedua presiden sependapat dengan perlunya peranan lebih besar negara-negara Islam dalam proses perdamaian Palestina-Israel."
Hubungan bisnis kedua negara ini sudah terjadi sejak dulu. Indonesia dan Sudan juga telah memiliki Forum Konsultasi Bilateral (FKB) untuk menjajaki potensi kerja sama kedua negara.
Pertemuan pertama FKB kedua negara dilaksanakan pada 16 Februari 2015 antara Wakil Menteri Luar Negeri Sudan Obiedalla Mohamed Obiedalla Hamdan dan Wakil Menteri Luar Negeri RI Fachir. Kesepakatan itu menghasilkan sejumlah kesepakatan, seperti pembentukan Konsultasi Bilateral Indonesia-Sudan dan pembentukan Indonesian-Sudan Business Association.
Kedatangan Omar ke Indonesia merupakan yang pertama kali sejak ia dilantik menjadi Presiden Sudan pada Juni 2015. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi juga diketahui hadir mendampingi Jokowi dalam pertemuan tersebut.
YOHANES PASKALIS