TEMPO.CO, Banyuwangi - Kepala Kepolisian Resor Banyuwangi, Jawa Timur, Ajun Komisaris Besar Bastoni Purnama mengatakan memanggil Syahbandar dan pihak PT Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (PT ASDP) Pelabuhan Gilimanuk, Bali, atas tenggelamnya kapal Rafelia 2.
Menurut Bastoni, surat panggilan telah dikirim oleh Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Polres Banyuwangi. Menurut rencana, pemeriksaan terhadap Syahbandar dan pihak PT ASDP Gilimanuk dilakukan hari ini, Senin, 7 Maret 2016. "Diperiksa di Polres Banyuwangi," katanya.
Bastoni menjelaskan, Syahbandar dan pihak PT ASDP Gilimanuk diperiksa sebagai pihak yang berwenang mengeluarkan izin berlayar dan inspeksi kapal dalam keberangkatannya dari Gilimanuk.
Pada Minggu, 6 Maret 2016, telah dilakukan pemeriksaan terhadap sejumlah pihak di antaranya lima orang dari perusahaan pemilik kapal (PT Dharma Bahari Utama), 14 penumpang yang selamat, dan kru kapal. "Semua kami periksa sebagai saksi, kami pilah-pilah siapa sebagai tersangka," ujar Bastoni.
Bastoni mengatakan kepolisian akan terus melakukan pemeriksaan dan investigasi. Selain meminta keterangan para saksi, kepolisian mengecek lagi kondisi kapal. Tujuannya untuk mengetahui penyebab tenggelamnya kapal. “Apakah ada unsur pidananya atau tidak," ucapnya.
Dalam penyelaman yang dilakukan selama dua hari, ditemukan barang bukti berupa repeater, CCTV, telepon seluler, serta barang-barang lain. "Nanti kami olah untuk mendukung proses penyidikan," tutur Bastoni.
Ihwal dugaan kebocoran lambung kapal, Bastoni mengatakan saat ini masih dalam proses penyidikan. "Belum bisa kami publikasikan. Nanti ketika sudah lengkap pemeriksaannya, pada saatnya pasti akan kami publikasikan," kata Bastoni.
Sementara itu, Ketua Subkomite Investigasi Kecelakaan Pelayaran Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Kapten Aldrin Dalimunte mengatakan selama dua hari melakukan interviu terhadap perusahaan kapal, semua penumpang yang ada di rumah sakit, juga beberapa kru kapal yang sudah dalam kondisi baik.
Pihak KNKT bekerja sama dengan tim Basarnas gabungan. "Kami melakukan kegiatan paralel,” kata Aldrin yang juga Ketua Tim Investigasi Kasus Kecelakaan Rafelia 2.
Dia menjelaskan, KNKT masih tetap bekerja melakukan investigasi meski kegiatan pencarian oleh Basarnas gabungan sudah dihentikan.
Aldrin mengatakan masih ada beberapa tahapan yang harus dilakukan tim untuk menentukan penyebab tenggelamnya kapal Rafelia 2. "Salah satunya juga yang lebih spesifik kami akan melakukan penyelaman untuk menentukan penyebab kecelakaan atau tenggelamnya kapal," ujarnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, kapal Rafelia 2 tenggelam pada Jumat siang, 4 Maret 2016. Kapal tersebut mengangkut 82 penumpang serta 26 kendaraan, baik roda dua maupun roda empat. Dari 82 penumpang, 76 orang selamat, 5 orang ditemukan tewas, dan 1 orang masih hilang, yakni kapten kapal Rafelia 2.
DAVID PRIYASIDHARTA