TEMPO.CO, Jakarta - Badan SAR Nasional akhirnya resmi menghentikan operasi pencarian terbuka (open SAR), Minggu sore, 6 Maret 2016, di Selat Bali. Penghentian open SAR ini dilakukan setelah ditemukannya lima korban tewas dalam kecelakaan kapal karam Rafelia 2 di Selat Bali pada Jumat, 4 Maret 2016.
Direktur Operasional Basarnas Brigadir Jenderal Ivan Ahmad mengatakan operasi SAR terbuka pada pasca-kejadian kapal Rafelia 2 karam, Jumat lalu, melibatkan pemerintah Banyuwangi, TNI, dan Polri, serta para penyelam alam Banyuwangi. Dalam operasi SAR terbuka ini telah ditemukan lima korban hilang yang sesuai dengan jumlah hasil koordinasi yang disepakati bersama Sabtu kemarin.
Data penumpang Rafelia 2 yang berangkat dari Pelabuhan Gilimanuk menuju Pelabuhan Ketapang berjumlah 85 penumpang. Semua penumpang yang berjumlah 81 orang itu sudah dievakuasi. Sebanyak 76 di antaranya selamat dan 5 ditemukan tewas. Sementara itu, terhadap bangkai kapal yang karam, pihak Basarnas menyerahkan kepada pemerintah daerah. "Apakah akan disingkirkan atau dihancurkan, itu menjadi pertimbangan pemerintah daerah di sini," kata Ivan.
Dia juga mengatakan bagaimana pertimbangan dari pihak pelayaran serta mungkin dari Perusahaan Listrik Negara. "Basarnas mengimbau bangkai kapal ini harus segera ditindaklanjuti," katanya. Hal ini perlu segera dilakukan agar tidak mengganggu pelayaran dan saluran listrik bawah air.
Sementara itu, penghentian open SAR ini masih menyisakan satu orang hilang dalam kecelakaan Rafelia 2. Satu orang yang masih hilang dan belum ditemukan adalah kapten atau nakhoda kapal, Bambang S. Nakhoda Rafelia 2 ini sebelumnya dikabarkan tewas ketika ada penemuan mayat korban pada Sabtu siang kemarin. Namun, setelah dilakukan identifikasi oleh tim Disaster Victim Identification (DVI), ternyata bukan.
Hal ini diungkapkan dokter spesialis forensik, Komisaris dr Bambang Widiatmoko kepada wartawan di Kantor ASDP Ketapang. "Ada enam yang melaporkan kehilangan keluarga. Setelah lima jenazah ditemukan dan diidentifikasi, masih sisa satu yang belum ditemukan," kata Bambang. Sedangkan Kepala Kepolisian Resor Banyuwangi Ajun Komisaris Besar Bastono Purnama mengatakan, meskipun open SAR telah dihentikan, pihaknya tetap akan melakukan pencarian terhadap Bambang.
Data korban meninggal dunia dalam kecelakaan Rafelia 2 yang diperoleh Tempo adalah Masruroh (25 tahun) dan bayinya Romlan (18 bulan), chief kapal Puji Purwono, Agus Tia alias Mang Tia (50 tahun) seorang sopir asal Karawang, serta I Gusti Medaye Suwena (57 tahun). Adapun satu korban hilang yang belum ditemukan adalah Bambang S yang merupakan kapten kapal.
DAVID PRIYASIDHARTA