TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan Indonesia dan Mesir sepakat meningkatkan kerja sama di sektor pendidikan. Salah satu langkah konkret Mesir yang diapresiasi pemerintah Indonesia adalah penambahan kuota mahasiswa Indonesia yang ingin belajar ke negara tersebut.
"Pembangunan asrama untuk menampung 3.000 siswa Indonesia di Universitas Al-Azhar, Mesir, sudah terwujud," ucap Retno seusai pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri Mesir Sameh Shoukry di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta, pada Minggu, 6 Maret 2016.
Retno berujar, asrama tersebut merupakan asrama luar negeri pertama di kampus Al-Azhar. Asrama itu diisi 3.000 mahasiswa Indonesia. Untuk ukuran mahasiswa asing di Mesir, jumlah mahasiswa Indonesia merupakan yang terbesar.
Pembicaraan seputar pendidikan juga sempat disinggung kedua negara saat Presiden Joko Widodo mengundang Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi ke Indonesia pada September 2015.
"Ada komitmen yang kuat untuk meningkatkan sektor pendidikan melalui beasiswa untuk mahasiswa kedua negara," ujar Retno.
Retno sempat menyatakan Indonesia memiliki ikatan tersendiri dengan Mesir. "Mesir adalah salah satu negara yang ikut mengakui kedaulatan Indonesia. Kita punya ikatan erat dengan Mesir," tuturnya.
Melalui Shoukry, Mesir mengapresiasi Indonesia sebagai host alias tuan rumah pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam 2016.
"Kami mendukung pelaksanaan konferensi ini. Forum ini bisa menjadi jalan pintas solidaritas negara Islam untuk mempertimbangkan solusi yang tepat atas konflik yang terjadi di Palestina," kata Shoukry.
KTT Luar Biasa OKI 2016 dilaksanakan pada 6-7 Maret 2016. Pada 6 Maret adalah agenda pertemuan pejabat tingkat tinggi serta pertemuan tingkat menteri untuk membahas hubungan bilateral. Sedangkan besok, 7 Maret, adalah agenda utama konferensi ini, yakni mencari solusi isu tentang Palestina dan Al-Quds Al-Sharif yang situasinya mengkhawatirkan.
YOHANES PASKALIS