TEMPO.CO, Surabaya - Banjir yang merendam sawah produktif di sejumlah kabupaten di Jawa Timur diyakini tak mengganggu target produksi tahun ini. Kepala Dinas Pertanian Jawa Timur Wibowo Eko Putro mengklaim produksinya justru akan meningkat.
"Cuaca anomali banjir tidak berpengaruh karena dengan irigasi tersier sudah banyak yang dikerjakan tahun 2016 ini," kata Wibowo kepada Tempo di sela acara penahanan buah impor ilegal di Terminal Peti Kemas Surabaya, Jumat, 4 Maret 2016.
Eko memprediksi produksi gabah kering giling Jawa Timur berkisar 13,3 juta ton. Jika dikonversi menjadi sekitar 9,2 juta ton beras.
Meski luas lahan tanam di Jawa Timur hanya 1,017 juta hektare, petani dapat memanen padinya hingga dua kali. Luas sawah panen dalam setahun berkisar 2,2 juta hektare.
Peningkatan produksi tersebut, kata Eko, membuat Jawa Timur diperkirakan dapat mengekspor beras jenis premium pada Juli mendatang. "Kami malah ekspor beras, tapi belum ditentukan tujuan negaranya. Nanti kuotanya bergantung pada kuota yang diberikan Pak Menteri," ujarnya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, Angka Sementara (ASEM) 2015 untuk gabah kering giling Jawa Timur mencapai 13.154.000 ton. Jika dikonversi ke beras, jumlahnya menjadi 8,5 juta ton.
Padahal konsumsi beras Jawa Timur hanya 3,4-3,5 juta ton dengan konsumsi 96 kilogram per kapita per tahun. "Mayoritas sisanya dikirim ke Indonesia bagian timur, seperti Papua, lalu Sumatera dan Sulawesi," tutur Eko.
Akibat banjir tahun ini, sawah produktif di Kabupaten Tuban seluas 1.700 hektare tidak bisa ditanami 2-3 bulan. Data Dinas Pertanian Kabupaten Tuban menyebutkan produksi padi di Kabupaten Tuban pada 2014 sebanyak 537.666 ton. Luas tanaman padi 88.717 hektare dan yang berhasil dipanen seluas 85.549 hektare. Artinya, 3.168 hektare lahan mengalami gagal panen akibat bencana banjir dan serangan hama. Produksi padi Tuban 6,3-7 ton per hektare.
ARTIKA RACHMI FARMITA