TEMPO.CO, Semarang - Upaya islah pengurus Partai Persatuan Pembangunan tingkat pusat belum merambah ke kepengurusan partai di Jawa Tengah. Kubu Romahurmuziy dan kubu Djan Faridz hingga kini belum bertemu untuk membahas islah. “Kami di Jawa Tengah belum ada pembicaraan menuju islah,” kata Wakil Sekretaris PPP Jawa Tengah kubu Djan Faridz, Haidar, kepada Tempo, Jumat, 4 Maret 2016.
Hingga kini, kepengurusan PPP tingkat Jawa Tengah dan di 35 kabupaten/kota di provinsi tersebut pecah menjadi dua kubu, yakni kubu Djan Faridz dan kubu Romahurmuziy. Menurut Haidar, upaya islah di tingkat Jawa Tengah dan pusat hingga kini belum ada tanda-tanda dapat diwujudkan.
Haidar menuding PPP kubu Romahurmuziy, yang merupakan hasil Muktamar Surabaya, masih mencoba mengambil kemenangan secara sepihak. Misalnya, kepengurusan PPP diambil alih begitu saja oleh kubu tersebut dengan mengangkat Emron Pangkapi menjadi ketua umum. “Arahnya, Romy membuat muktamar tanpa melibatkan yang lain,” ucap Haidar.
Haidar menyatakan muktamar islah harus dilakukan secara bersama-sama. Ada usulan agar panitia muktamar terdiri atas beberapa pihak, yakni 5 orang dari PPP hasil Muktamar Bandung, 5 orang hasil Muktamar Surabaya, dan 5 orang hasil Muktamar Jakarta.
Adapun pengurus PPP Jawa Tengah kubu Romahurmuziy, Ngainirrichadl, mengklaim, meski ada dua kubu kepengurusan di Jawa Tengah, konflik tak sampai meruncing. Menurut dia, saat ini PPP hanya ada satu kepengurusan, yakni hasil Muktamar Bandung.
Ngainirrichadl menyatakan kepengurusan PPP Jawa Tengah saat ini merujuk pada kepengurusan lama dengan Ketua Arief Mudatsir dan Sekretaris Suryanto. Adapun kepengurusan yang diketuai Masruchan Samsuri (kubu Romahurmuziy) dan kepengurusan PPP Jawa Tengah kubu Djan Faridz sudah tak ada lagi.
ROFIUDDIN