TEMPO.CO, TRENGGALEK -– Bupati Trenggalek Emil Elestianto Dardak mengklaim pembangunan bandar udara di wilayahnya akan mempercepat pertumbuhan ekonomi masyarakat. Selama ini pertumbuhan di kawasan itu seperti terisolir karena keterbatasan akses transportasi.
Emil mengatakan riset yang dia lakukan bersama beberapa kepala daerah di wilayah eks-Karisidenan Kediri menunjukkan peran penting bandara untuk mendukung pertumbuhan ekonomi masyarakat setempat.
Selama ini warga di tujuh kota/kabupaten eks-Karisidenan Kediri yang terdiri dari Kabupaten/Kota Kediri, Kabupaten/Kota Blitar, Kabupaten Nganjuk, Kabupaten Tulungagung, dan Kabupaten Trenggalek membutuhkan waktu sangat lama untuk menggunakan jasa pesawat terbang.
Selama ini masyarakat mengandalkan dua bandara Abdurahman Saleh Malang dan Juanda di Sidoarjo sebagai akses transportasi udara. Padahal jarak kedua bandara tersebut sangat jauh dan mencapai di atas 100 kilometer untuk kawasan yang berada di pesisir selatan Pulau Jawa seperti Trenggalek dan Pacitan.
Demikian pula bandara Adi Sumarmo di Solo yang cukup jauh diakses oleh calon penumpang dari Kabupaten Pacitan dan Ponorogo yang bersandingan dengan karisidenan Kediri. “Ini yang membuat wilayah ini seperti terisolir,” kata Emil, Jumat 4 Maret 2016.
Jauhnya akses transportasi menuju bandar udara ini cukup menghambat akses masyarakat maupun barang di wilayah eks-Karisidenan Kediri. Sebab satu-satunya alat transportasi yang tersedia hanyalah jalur darat yang menghubungkan wilayah itu dengan kota besar lain yang cukup padat.
Suami artis Arumi Bachsin ini menambahkan pembangunan bandara ini nanti akan mendongkrak keluar masuknya distribusi barang ke Trenggalek, di samping jalur laut yang saat ini juga tengah dibangun pemerintah daerah setempat. Saat ini pemerintahan Emil juga telah menyiapkan pembangunan infrastruktur maritim di beberapa titik kawasan pantai yang berbatasan dengan perairan laut selatan.
Selama ini Kabupaten Trenggalek mengklaim memiliki potensi alam laut yang cukup besar. “Namun arus barang lewat laut dan darat tidak secepat udara,” katanya.
Khusus untuk pembangunan bandara ini, Emil menegaskan dirinya tidak berambisi membangun di wilayah Trenggalek. Bandara ini, menurut dia, bisa didirikan di kabupaten/kota manapun di wilayah eks-Karesidenan Kediri. “Kami tidak ngotot harus di Trenggalek, karena paradigma bandara ini untuk membuka akses ekonomi wilayah eks-Karisidenan Kediri,” tegasnya.
Dia juga optimis kesepakatan para kepala daerah mendirikan bandara ini bisa segera direalisasi seiring terbitnya sinyal positif dari Kementerian Perhubungan. Saat ini pemerintah dan Panglima TNI tengah mengkaji pembukaan wilayah udara di kawasan ini yang sebelumnya menjadi zona latihan pesawat militer Lanud Iswahjudi Magetan.
HARI TRI WASONO
HARITRI