TEMPO.CO, Blitar - Sumur “ajaib” di rumah warga di Kabupaten Blitar, Jawa Timur, semakin populer pada hari kelima setelah ditemukan, Jumat, 4 Maret 2016. Warga yang datang kini bahkan berasal dari daerah di luar Blitar.
Sumur yang dipercaya sebagai sumur tiban atau sumur yang mendapat mukjizat secara gaib dan memiliki kelebihan itu berlokasi di rumah Jamini di Dusun Demangan, Desa Dermojayan, Kecamatan Srengat. “Keajaiban” sumur ini ditemukan pada Sabtu, 27 Februari 2016, dan sejak saat itu ramai didatangi warga.
“Mereka terus datang hingga jam 12 malam,” kata Siti Ropipah, anak Jamini, yang tinggal bersebelahan dengan rumah ibunya, Jumat ini.
Warga yang datang itu berebut melihat dan mengambil air sumur untuk pengobatan penyakit. Banyaknya warga dimanfaatkan sebagian warga lain untuk menjual botol kemasan air.
Botol bekas kemasan air mineral ukuran 1 liter itu dijual seharga Rp 1.000 per botol dan laris manis. Dalam sehari, sedikitnya 100-150 botol terjual. Pendapatan tersebut belum terhitung sedekah di kotak amal di sekitar sumur.
Warga yang datang tak lagi dari masyarakat sekitar. Beberapa pengunjung mengaku berasal dari Kabupaten Trenggalek, Tulungagung, dan Kediri, yang penasaran akan sumur ajaib ini.
Belum ada campur tangan pemerintah daerah setempat di lokasi sumur. Secarik kertas bertuliskan imbauan larangan meminum air yang ditempel di tiang listrik dekat sumur hanya berasal dari perangkat desa.
Lambannya pemerintah dikritik pegiat di Pusat Pendidikan Lingkungan Hidup (PPLH) Mangkubumi Blitar, Muhammad Ichwan. Dia berharap ada penelitian terhadap air sumur itu. "Kalau sampai ada yang celaka, pemerintah harus bertanggung jawab," ujarnya.
Menurut pantauan di lokasi, kondisi air sumur kini berangsur jernih. Sebelumnya, kondisi air sangat pekat seperti lumpur. Tapi, saat ini, air sudah agak bersih dengan intensitas panas yang juga berkurang. Namun suhu air sumur kembali meningkat cukup panas saat malam dan mengeluarkan uap jika kena hujan.
HARI TRI WASONO