TEMPO.CO, Surabaya - Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa menargetkan tidak ada lagi lokalisasi di Indonesia pada 2019. Menurut dia, hingga saat ini, hanya tersisa 99 tempat lokalisasi yang belum ditutup.
"Kami targetkan 99 lokalisasi itu ditutup semua pada akhir 2019. Jadi bebas lokalisasi," kata Khofifah di gedung Negara Grahadi, Kamis, 3 Maret 2016. Jumlah itu, kata Khofifah, berkurang drastis dari sebelumnya 168 lokalisasi.
Khofifah merinci, dari total 99 tersebut, 35 lokalisasi berlokasi di Kalimantan Timur, 12 di antaranya di Kutai Kertanegara. Dia meminta Gubernur Kalimantan Timur dan Bupati Kutai Kartanegara menutup secara bertahap. "Untuk Jawa Timur hanya tersisa satu, yaitu di Mojokerto," katanya.
Sementara itu, Gubernur Jawa Timur Soekarwo mengaku lokalisasi yang ada di Kota Mojokerto sangat sulit ditutup. Alasannya, ada tiga kelompok yang berada di lokalisasi itu, yakni kelompok UMKM, kelompok penampungan gelandangan, dan kelompok muncikari.
"Tiga kelompok ini sangat berkaitan. Jadi mereka pikir, jika lokalisasi ditutup, semuanya juga ditutup. Padahal tidak seperti itu," ujarnya.
Sukarwo meminta kelompok masyarakat UMKM dan kelompok penampungan gelandangan yang ada di sana tidak khawatir karena tidak lagi mendapat bantuan. "Semuanya akan dibantu, tapi pekerjaannya jangan jadi pekerja seks," tuturnya.
Soekarwo menargetkan, Ramadhan tahun ini, lokalisasi di Kota Mojokerto dapat segera ditutup. "Targetnya itu dan harus bisa dilaksanakan," ucapnya.
EDWIN FAJERIAL