TEMPO.CO, Lumajang - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang memetakan 16 desa di pesisir selatan rawan terkena bencana tsunami. Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Lumajang Hendro Wahyono mengatakan 16 desa itu berada di enam kecamatan dengan garis pantai sepanjang 75 kilometer.
Menurut dia, untuk mengantisipasi hal tersebut, BPBD Lumajang telah membentuk tiga desa tangguh bencana (Destana). "Baru tiga desa tangguh bencana yang sudah kami bentuk," kata Hendro, Kamis, 3 Maret 2016. Ketiga desa tersebut adalah Desa Wotgalih (Yosowilangun), Desa Jatimulyo (Kunir), dan Desa Tegalrejo (Tempursari).
Hendro mengatakan dibentuknya Destana diharapkan dapat memberikan pemahaman perihal ancaman tsunami. Bahkan tiga desa tersebut telah membuat rencana kontijensi bencana. “Ada kelompok kerja di Destana yang bertugas memberikan pengetahuan tsunami serta menentukan potensinya," katanya.
BPBD mengumumkan adanya potensi bencana tsunami di sejumlah desa di Lumajang menyusul sering terjadinya gempa di laut selatan, khususnya di bagian Jawa Timur. Dalam beberapa tahun terakhir, terdeteksi gempa kerap mengguncang kawasan tersebut.
Menurut Hendro, 16 desa tersebut memiliki tingkat kerawanan masing-masing jika terjadi tsunami. BPBD Lumajang, kata dia, telah menentukan jalur dan titik evakuasi apabila terjadi tsunami. "Dari lima kecamatan, ada dua kecamatan yang memiliki tempat yang lebih aman untuk mengurangi risiko bencana," katanya. Dua kecamatan tersebut adalah Pasirian dan Tempursari.
Selain itu, ujar Hendro, BPBD telah memasang early warning system (EWS) untuk mengingatkan masyarakat apabila terjadi gempa yang berpotensi tsunami. Kedua EWS itu dipasang di Desa Bades (Pasirian) dan Desa Tempursari (Tempursari).
"Namun alatnya masih sederhana. Alarm tidak otomatis berbunyi, tapi secara manual dengan memencet tombol terlebih dulu," ujar Hendro. Sistem kerjanya ialah Pusat Pengendali Operasi di Kantor BPBD Lumajang yang menerima informasi gempa dari BMKG akan meneruskan informasi ke kecamatan untuk diteruskan ke pos pantau di desa.
DAVID PRIYASIDHARTA