TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Fadli Zon menyindir kepemimpinan Presiden Joko Widodo terkait perseteruan antara para pembantunya. Fadli Zon berpendapat kegaduhan yang ditimbulkan para menteri di Kabinet Kerja memberikan citra negatif di mata investor.
Fadli Zon mengatakan, kegaduhan yang terus berlanjut memberi sinyal buruk bagi investor, calon investor dan para pengusaha. Karena, mereka menganggap bahwa pemerintahan tidak jelas. "Jadi ini masalah leadership. Ini kejadian bukan sekali, tapi berulang dan bisa terjadi ulang lagi," kata Fadli di Gedung DPR MPR Kamis, 3 Maret 2016.
Menurut Fadli harusnya keributan silang pendapat antara menteri tidak perlu terjadi di muka publik. Sebab, pemerintah memiliki mekanisme rapat kabinet, tempat merumuskan garis kebijakan. "Ini masalah leadership saja kok. Di dalam rapat kabinet kan diputuskan apa garis kebijakannya, itu yang harus dilakukan oleh menteri. Menteri kan pelaksana, pembantu presiden," ujarnya.
Politisi Partai Golongan Karya Tantowi Yahya mengatakan hal serupa, menurutnya silang pendapat Menteri tidak boleh di ruang terbuka. Karena menimbulkan efek tidak kompaknya pembantu presiden. "Bisa juga ketidakpastian pemerintah membuat putusan dan memberikan persepsi jelek investor,"
Tantowi menambahkan konflik yang terjadi antar menteri bisa jadi pintu masuk presiden untuk melakukan reahuffle. "Ya meskipun reshuffle itu klise, hak preogatif presiden," ucap Tantowi.
Akhir-akhir ini publik diramaikan oleh perseteruan antara Menteri Koordinator Bidang Maritim Rizal Ramli dan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said terkait kebikajan Blok Masela. Saling sindir antara keduanya pun terjadi.
Perseteruan Rizal dengan Sudirman dipicu perbedaan pendapat mengenai rencana pembangunan kilang gas Blok Masela. Rizal menginginkan kilang gas berada di darat (onshore), sedangkan Sudirman mendukung kilang terapung di laut (offshore).
AHMAD FAIZ