TEMPO.CO, Lumajang - Longsor melanda 13 lokasi di Desa Argosari, Kecamatan Senduro, Tengger, Lumajang, Kamis, 3 Maret 2016. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang menyatakan titik longsor itu berada di sekitar puncak Bukit 2900 (B 29).
Dari lokasi yang longsor itu, enam yang paling parah berada di jalan antara Dusun Gedog dan Dusun Argosari sebanyak empat titik dan belakang Balai Desa Argosari. Tanah longsor sepanjang lebih-kurang 20 meter itu menimpa dan merobohkan tembok balai desa. Namun, longsor di tiga lokasi di Dusun Gedog-Dusun Argosari sudah bisa diatasi.
“Longsor dipicu oleh hujan yang terjadi sejak Rabu kemarin,” kata Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Lumajang Hendro Wahyono. Pola penanaman sayur-mayur di kawasan Tengger yang tidak dilakukan secara terasering juga berpotensi menimbulkan longsor. Menurut dia, BPBD sudah sering menyampaikannya kepada warga.
"Kami juga telah menyampaikan agar pohon-pohon tanaman keras ditanam di dekat jalanan." Namun hingga kini saran itu belum dilaksanakan. Yang tampak hanyalah tanaman perdu.
Belum diketahui kerugian akibat longsor ini. Hendro mengatakan Lumajang yang dilingkupi pegunungan, mulai Gunung Semeru hingga Lemongan, merupakan daerah potensial longsor. "Itu dataran tinggi yang kemiringannya berpotensi longsor." BPBD Lumajang mencatat daerah rawan longsor adalah di Kecamatan Pronojiwo, Candipuro, Senduro, dan Tempursari.
Meski begitu, BPBD belum menyiapkan rencana penanganan dan antisipasi bencana longsor. "Kami memang menginginkan setiap jenis bencana di wilayah Kabupaten Lumajang memiliki rencana sendiri-sendiri."
BPBD, kata Hendro, masih konsentrasi pada masalah erupsi Semeru dan Lemongan serta potensi tsunami. "Longsor juga akan kami upayakan pembuatan rencana penanganannya." Sepanjang musim hujan ini, bencana longsor sudah terjadi beberapa kali di wilayah Kabupaten Lumajang.
DAVID PRIYASIDHARTA