TEMPO.CO, Jakarta - Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengatakan baku tembak antara TNI dan polisi di depan Taman Mini Indonesia Indah merupakan kesalahpahaman. Mereka adalah komandan tim teknis Denintel Armabar, Kapten Laut Eko Wuryanto, dan anggota Kepolisian Resor Jakarta Timur Brigadir Satu Seno Aji.
Menurut dia, baku tembak tersebut sama sekali tak berkaitan dengan operasi penangkapan bandar narkoba yang tengah dilaksanakan Polres Jakarta Timur. "Kalau ada keterkaitan, mungkin saat (Eko Wuryanto) diperiksa ada narkoba," katanya di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Kamis, 3 Maret 2016.
Gatot menuturkan peristiwa itu terjadi saat Eko mampir ke sebuah warung kopi sekitar pukul 18.00 WIB, setelah pulang dari markas di Cilangkap. "Mobilnya digedor, kemudian anggota saya turun.”
“Namun, begitu melihat senjata, dia menghindar dulu," kata Gatot. "Sama-sama mengeluarkan pistol, akhirnya dia bidik kena tembak kaki polisi."
Baku tembak berakhir, menurut Gatot, setelah Eko dan satuan Polres Jakarta Timur sama-sama mengetahui identitas korps masing-masing. Eko dan lebih dari tiga polisi itu akhirnya sama-sama meletakkan senjata. "Lalu korban diangkut dan dibawa ke Rumah Sakit Polri," tuturnya.
Toh, menurut dia, dalam peristiwa tersebut, antara anggota TNI dan polisi tak ada yang salah. Eko, sebagai anggota TNI, diklaim hanya melindungi dan membela diri dari orang bersenjata. Sedangkan polisi tengah berada dalam rangkaian tugas. Jadi tak perlu ada yang ditahan. "Anggota saya tidak salah. Jadi ini hanya salah paham," ujarnya.
ABDUL AZIS