TEMPO.CO, Jakarta - Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo memimpin upacara Pengalihan Komando dan Pengendalian (Alih Kodal) Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) di lapangan landasan udara Halim Perdana Kusuma, Kamis, 3 Maret 2016.
Ia mengklaim Alih Kodal adalah tradisi yang dilaksanakan setiap dua tahun sebagai upaya mengatur kesiapan operasional dan pembinaan satuan di seluruh wilayah Indonesia. "Kerja PPRC itu kan melelahkan mereka menunggu, jadi perlu ada pergantian," ujar Gatot, Kamis, 3 Maret 2016.
Gatot mengalihkan komando pasukan pemukul dari Panglima Divisi Infanteri-2 Kostrad Mayor Jendral Ganip Warsito ke Panglima Divisi Infanteri-1 Kostrad Mayor Jendral Sudirman. Selain itu juga melibatkan sebanyak 3.274 personel TNI dari setiap matra.
Pasukan pemukul adalah komando tugas gabungan yang dibentuk secara khusus dan berkedudukan langsung di bawah Panglima TNI. Tugas satuan ini utamanya melaksanakan reaksi cepat terhadap berbagai ancaman yang terjadi dalam rangka menangkal, menyanggah awal, dan menghancurkan musuh di seluruh wilayah yang mengganggu kedaulatan negara.
Pasukan ini memiliki pedoman cepat dalam melaksanakan manuver atau gerakan, tepat dalam menuju sasaran atau wilayah tertentu, serta singkat dalam proses dan waktu yang dibutuhkan. Sehingga, personel pasukan pemukul harus melalui beberapa tahap pendidikan dan pelatihan khusus agar memiliki profesionalisme tinggi dan mental juang tangguh.
Seusai upacara serah terima Gatot mengecek kesiapan peralatan yang digunakan prajurit pasukan pemukul untuk melaksanakan tugas. Pasukan ini, dalam tugasnya, hanya memiliki waktu satu kali 24 jam sejak mendapat perintah dari Panglima TNI untuk mencapai titik target dan melaksanakan operasi reaksi cepat.
ABDUL AZIS