Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kronologi Penembakan Polisi di TMII Versi Armabar

image-gnews
Ilustrasi Penembakan. Getty Images
Ilustrasi Penembakan. Getty Images
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta -Kepala Dinas Penerangan Armabar Letnan Kolonel Ariris Miftachurrahman menjelaskan, baku tembak antara Dantim teknis Denintel Armabar Kapten Laut Eko Wuryanto dengan anggota Polres Jakarta Timur yang sedang merazia narkoba di depan TMII, Jakarta Timur, Selasa 1 Maret 2016 malam lalu adalah karena kesalahpahaman.

"Penembakan terjadi adanya kesalahpahaman atau miskomunikasi antara petugas kepolisian dengan anggota Koarmabar. Karena saat kejadian, kedua aparat tersebut sama-sama sedang menggunakan baju dengan gaya preman," kata Ariris di Jakarta, Rabu 2 Maret 2016.

Menurut Ariris, dalam peristiwa ini baik Eko maupun polisi tidak ditangkap. "Dalam kasus ini tidak ada yang ditangkap, karena tidak ada yang salah. Sekarang kita lagi koordinasi," ucapnya.

Kapten Eko Wuryanto sendiri memaparkan kronologi peristiwa itu, bahwa pada Selasa sekitar pukul 21.10 WIB di Jalan Raya Taman Mini, tepatnya di depan Gedung Pencak Silat TMII Jakarta Timur, telah terjadi baku tembak antara anggota Satnarkoba Polres Jaktim dengan dia.

Kejadian itu bermula ketika dia hendak pulang ke rumah dari kantornya di Kemayoran itu dengan menggunakan mobilnya. Sekitar pukul 20.30 WIB, Eko berhenti istirahat di warung kopi depan gedung pencak silat TMII, lalu memesan segelas kopi dan sebungkus rokok.

"Pukul 21.05 WIB, saya siap-siap pulang dan bayar kopi. Lalu pukul 21.10 WIB saya mau pulang menuju mobil, lalu saya masukin kunci mobil, tiba-tiba saya dikagetkan pintu mobil saya dibuka oleh seseorang dan berteriak tidak sopan," ujar Eko.

Eko pun turun dari mobil lalu membalas membentak orang yang tidak dikenalnya itu, namun ternyata bukan hanya seorang yang dia lihat tetapi beberapa orang yang menenteng senjata api.

"Saya lihat temannya banyak dan mereka memegang senpi, maka saya berpikir bahwa mereka adalah begal mobil. Lalu saya lari karena kalah jumlahnya banyak. Saya lari ke arah Tamini Square, dan sambil lari saya mendengar letusan senpi, lalu saya belok kanan dan menyiapkan senpi saya," ujar Eko.

Menurut Eko, saat dia mengokang senjata, lalu terjadi saling todong. Salah satu dari orang-orang itu berteriak.

"Mereka berteriak awas dia bersenjata (lokasi di depan Gedung Pencak Silat TMII), kemudian menembakkan senpi ke arah saya dan tidak mengenai saya. Kemudian dalam suasana remang-ramang saya membalas menembak ke arah bagian bawah badannya, lalu dia terjatuh dan teman-temannya kurang lebih 3 orang mendekat dan berlindung di gerobak Nasi Goreng Bejo," ujar Eko.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Saat itu salah seorang yang ditembak oleh Kapten Eko sempat melepaskan satu tembakan ke arahnya, namun tidak kena. Saat itu ada dua orang lainnya sedang tiarap di bawah pohon.

"Kemudian saya membidikkan lagi ke arah orang yang terjatuh dan masih menembak saya. Pada saat saya membidikkan senjata ke arah yang orang terjatuh, teman-temannya yang bersembunyi di balik gerobak nasgor berdiri, mengacungkan senjata ke atas dan berteriak Saya polisi jangan menembak, kemudian saya membalas teriakan saya anggota," kata Eko.

Orang yang berteriak mengaku polisi ini meminta Eko meletakkan senjata yang digenggamnya, namun tidak diindahkan olehnya karena orang-orang itu masih memegang senjata api.

"Setelah itu datang seseorang dengan menggunakan mobil warna gelap, dan mengaku Ipda Maryono. Kemudian memerintahkan saya untuk meletakkan senjata, lalu saya menjawab tidak mau karena 'kalian masih pegang senjata', setelah itu saya melihat Ipda Maryono meletakkan senjata, dan diikuti oleh teman-temannya sambil berkata 'oke kita letakkan senjata'," ujar Eko.

Setelah semua meletakkan senjata, Eko akhirnya melepaskan magazine dan mengosongkan kamar pistolnya. Lalu, Eko memasukan pistolnya ke dalam holster. Saat itu Eko melihat mereka menggotong rekannya yang tertembak dan dimasukan ke mobil Ipda Maryono.

"Kemudian saya, Ipda Maryono, satu anggota Polres dan satu tahanan yang baru saja ditangkap menyusul ke RS Asrama Haji Pondok Gede dengan menggunakan mobil saya," ujar dia.

Setelah itu Kapten Eko melaporkan via telepon tentang kejadian yang baru saja dia alami itu ke Danden Intel Armbar. Eko saat itu tiba di RS Asrama Pondok Haji sekitar pukul 21.35 WIB. Setelah sampai di sana dia baru mengetahui anggota polisi yang dia tembak bernama Briptu Umar Seno Aji.

"Pada saat itulah baru diketahui bahwa korban luka tembak adalah Briptu Umar Seno Aji, anggota Satnarkoba Polres Jaktim yang pada saat kejadian sedang melaksanakan transaksi narkoba dengan tersangka. Yang bersangkutan mengalami luka tembak paha atas sebelah kanan," tutur dia.

ANTARA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Penembakan Sesama Polisi di Bogor Terjadi di Rusun Polri, Dua Anggota Jadi Tersangka

27 Juli 2023

Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Polri Brigjen Pol. Ahmad Ramadhan (kedua kanan) memberikan keterangan saat konferensi pers pengembangan kasus Indosurya di Bareskrim, Mabes Polri, Jakarta, Kamis, 16 Maret 2023. Henry Surya ditersangkakan setelah Bareskrim Polri membuka lagi penyidikan kasus Indosurya setelah Pengadilan Negeri Jakarta Barat menjatuhkan vonis lepas para terdakwa kasus itu. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Penembakan Sesama Polisi di Bogor Terjadi di Rusun Polri, Dua Anggota Jadi Tersangka

Mabes Polri akhirnya buka suara soal kasus penembakan sesama polisi di Rusun Polri Cikeas Bogor. Dua anggota Polri ditangkap.


Beredar Video Kapolda Metro Jaya Kasih Support ke Kadiv Propam Polri, Fadil Imran: Adik Saya

14 Juli 2022

Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran melayat ke rumah duka Menpan RB, Tjahjo Kumolo, Jakarta Selatan, Jumat, 1 Juli 2022 TEMPO/ Febri Angga Palguna
Beredar Video Kapolda Metro Jaya Kasih Support ke Kadiv Propam Polri, Fadil Imran: Adik Saya

Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran mendatangi Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo di Mabes Polri untuk memberikan dukungan dalam kasus penembakan.


Profil Seno Sukarto, Eks Jenderal dan Ketua RT di Rumah Kadiv Propam

14 Juli 2022

Seno Sukarto, Ketua RT 5 RW 1 Komplek Perumahan Polri, Duren Tiga, memberikan kesaksian kejadian penembakan di rumah Kadiv Propam Polri, Inspektur Jenderal Ferdy Sambo, Rabu, 13 Juli 2022. Tempo/ Arrijal Rachman
Profil Seno Sukarto, Eks Jenderal dan Ketua RT di Rumah Kadiv Propam

Seno Sukarto kesal lantaran polisi tidak berkomunikasi dengannya saat memeriksa kasus penembakan di rumah Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo


Kronologi Baku Tembak di Rumah Kadiv Propam Polri, Ini Penjelasan Kapolres Metro Jaksel

12 Juli 2022

Kadiv Propam Polri Irjen Pol Ferdy Sambo memberikan keterangan saat konferensi pers di Kantor Komnas HAM RI, Jakarta, Selasa, 19 Oktober 2021. TEMPO/Muhammad Hidayat
Kronologi Baku Tembak di Rumah Kadiv Propam Polri, Ini Penjelasan Kapolres Metro Jaksel

Polisi juga mengirimkan tim psikologi untuk memberikan terapi psikologi terhadap orang yang ada di TKP, termasuk istri Kadiv Propam Polri.


Penembakan Polisi di Rumah Irjen Ferdy Sambo, Polres Metro Jakarta Selatan Periksa Barang Bukti

12 Juli 2022

Ilustrasi penembakan. dentistry.co.uk
Penembakan Polisi di Rumah Irjen Ferdy Sambo, Polres Metro Jakarta Selatan Periksa Barang Bukti

Barang bukti yang ditemukan di TKP penembakan polisi di rumah Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo itu akan dibawa ke laboratorium forensik.


Catatan Akhir Tahun, Komnas HAM Soroti Kasus di Tamilouw dan Maybrat

28 Desember 2021

Gubernur Papua Barat Dominggus Mandacan (kedua kiri), Kapolda Papua Barat Irjen Pol Tornagogo Sihombing (kiri) dan Pangdam XVIII Kasuari Mayjen TNI I Nyoman Cantiasa (ketiga kiri) memberikan penghormatan terakhir saat pelepasan jenazah di Markas Komando Korem 181/PVT Kota Sorong, Papua Barat, Jumat, 3 September 2021. Empat jenazah prajurit TNI AD, korban penyerangan Kelompok Separatis Teroris (KST) di Pos Persiapan Koramil Kisor Distrik Aifat, Kabupaten Maybrat, Papua Barat diberangkatkan ke daerah masing-masing untuk dimakamkan. ANTARA FOTO/Olha Mulalinda
Catatan Akhir Tahun, Komnas HAM Soroti Kasus di Tamilouw dan Maybrat

Komnas HAM saat ini memprioritaskan agar para pengungsi bisa kembali ke desa mereka di Maybrat.


Kasus Polisi Tembak Polisi di Lombok Timur, Polda NTB: Ditembak Jarak Dekat

27 Oktober 2021

Ilustrasi penembakan. AP/Brennan Linsley
Kasus Polisi Tembak Polisi di Lombok Timur, Polda NTB: Ditembak Jarak Dekat

Direskrimum Polda NTB Kombes Hari Brata mengatakan anggota polisi Brigadir Kepala MN menembak Brigadir Satu HT, dari jarak dekat.


Polisi Filipina Diduga Tembak Rekannya Karena Kalah Adu Panco

2 Juni 2021

Ilustrasi penembakan. AP/Brennan Linsley
Polisi Filipina Diduga Tembak Rekannya Karena Kalah Adu Panco

Seorang polisi di Manila, Filipina, diduga menembak mati seorang rekannya setelah dia kalah dalam adu panco.


Penembakan Pria Kulit Hitam di Minneapolis karena Polisi Salah Cabut Pistol

13 April 2021

Seorang aktivis berunjuk rasa di depan petugas di Departemen Kepolisian Brooklyn Center setelah seorang petugas yang terlibat pembunuhan Daunte Wright, 20 tahun, setelah menghentikan mobilnya dalam razia lalu lintas di Brooklyn Center, Minnesota, AS, 12 April 2021. [REUTERS / Nicholas Pfosi]
Penembakan Pria Kulit Hitam di Minneapolis karena Polisi Salah Cabut Pistol

Bukti rekaman penembakan pria kulit hitam bernama Daunte Wright menunjukkan polisi salah mengambil alat setrum dan malah mencabut pistol.


Ada Telepon Misterius Sebelum Briptu Hedar Ditembak Mati di Papua

13 Agustus 2019

Anggota TNI dan polisi di Papua. TEMPO/Rully Kesuma
Ada Telepon Misterius Sebelum Briptu Hedar Ditembak Mati di Papua

Briptu Hedar ditemani seniornya di kepolisian berkendara menuju Kampung Usir.