TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Divisi Humas Mabes Polri Inspektur Jenderal Anton Charliyan mengatakan polisi menemukan senjata anti-tank seusai baku tembak dalam Operasi Gabungan Tinombala di Poso, Senin, 29 Februari 2016.
"Senjata anti-tank berkaliber 12,6 milimeter ditemukan dan telah disita. Tapi kami belum bisa memastikan asal senjata tersebut," katanya di Mabes Polri, Jakarta, Rabu, 2 Maret 2016.
Anton menuturkan, hingga saat ini, polisi belum bisa menelusuri asal-usul senjata tersebut. Pasalnya, dalam baku tembak yang terjadi itu, teroris yang bersangkutan tewas. Seorang polisi juga tewas dalam insiden tersebut.
Meski menyebutkan ada kemungkinan senjata tersebut berasal dari negara lain, Anton tetap belum bisa memastikannya. "Belum ada yang tertangkap hidup. Dulu ketahuan. Ada yang dari Filipina, Aceh, dan Suriah," ujarnya.
Pasukan gabungan TNI-Polri menjalankan Operasi Tinombala di Poso. Dalam operasi tersebut, terjadi baku tembak antara TNI-Polri dan kelompok teroris yang diduga sebagai jaringan Santoso. Baku tembak terjadi sejak Minggu, 28 Februari, hingga Senin, 29 Februari 2016.
INGE KLARA SAFITRI