TEMPO.CO, Bandung - Badan Pusat Statistik (BPS) merilis angka sementara produksi padi, jagung, dan kedelai di Jawa Barat. "Tahun 2015 itu tahun penurunan produksi padi, jagung, dan kedelai karena El Nino,” kata Kepala BPS Jawa Barat Bachid Ruswana di kantornya, Bandung, Selasa, 1 Maret 2016.
Bachdi mengatakan penurunan tiga komoditas di Jawa Barat itu disebabkan oleh penurunan luas panen akibat kekeringan. Namun, kata dia, ini masih lebih baik dibandingkan provinsi lain karena produktivitasnya meningkat.
BPS melansir angka ramalan produksi padi Jawa Barat tahun 2015 mencapai 11,373 juta ton gabah kering giling (GKG), setara dengan 7,135 ton beras. Produksinya turun 2,33 persen dibandingkan tahun 2014.
Bachdi mengatakan penyebab turunnya produksi padi karena terjadi penurunan luas panen sebesar 6,17 persen, atau turun 271,6 ribu ton GKG. Angka sementara luas panen padi hanya 1,857 juta hektare, turun 122.173 hektare dibandingkan luas panen pada 2014.
BPS memetakan kemarau panjang akibat El Nino terjadi sejak Agustus 2015 di seluruh Indonesia. Dampaknya berbeda tiap provinsi, misalnya ada sembilan provinsi yang malah mengalami kenaikan luas panen kendati selebihnya luas panennya anjlok.
Berdasarkan hasil pemetaan BPS di seluruh Indonesia mengenai dampak El Nino terhadap produksi padi sepanjang September-Desember 2015, ternyata terjadi penurunan luas panen sebesar 120,1 ribu hektare. Dari jumlah itu, penurunan luas panen terbesar terjadi di Jawa Barat, menembus 118,4 ribu hektare.
Bachdi mengatakan, kendati luas panen turun, di Jawa Barat secara umum terjadi peningkatan produktivitas padi 4,08 persen dibandingkan tahun 2014. Produktivitas padi Jawa Barat pada 2015 mencapai 61,22 kuintal per hektare.
El Nino juga menyebabkan produksi jagung Jawa Barat mengalami penurunan 8,32 persen. BPS melansir angka sementara produksi jagung Jawa Barat mencapai 959,9 ribu ton pipilan kering, turun 87 ribu ton.
“Penyebabnya luas panen turun 11,19 persen walaupun terjadi peningkatan produktivitas 3,34 persen,” kata Bachdi. Luas panen jagung sepanjang 2015 hanya 126,8 ribu hektare.
Bachdi mengatakan El Nino juga menyebabkan produksi kedelai Jawa Barat turun 14,46 persen. Angka sementara produksi kedelai Jawa Barat tahun 2015 mencapai 98,9 ribu ton. Seperti padi dan jagung, luas panen kedelai juga mengalami penurunan mencapai 14,16 persen. Luas panen kedelai Jawa Barat 60,1 ribu hektare.
Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Jawa Barat Ruslan mengatakan baru kali ini terjadi penurunan produksi padi, jagung, dan kedelai sekaligus. Biasanya yang terjadi mirip menarik kain sarung, kenaikan salah satu komoditas menyebabkan komoditas lain turun karena lahan produksinya sama. “Ini tidak lagi seperti kain sarung, alamnya memang begitu,” katanya di Bandung, Selasa, 1 Maret 2016.
Ruslan mengatakan dampak kekeringan akibat El Nino pada 2015 terhitung berat. “Bayangkan kedelai seperti apa resistensinya terhadap kondisi kering, jagung juga, tapi produksinya juga turun,” katanya.
Menurut Ruslan, penurunan produksi padi di Jawa Barat tahun 2015 masih lumayan karena terjadi kenaikan produktivitas untuk tiga komoditas itu. “Artinya perlu diapresiasi ada upayanya,” katanya.
BPS mencatat produksi padi Jawa Barat terus turun sejak 2013. Pada 2013 produksi padi Jawa Barat mencapai 12,08 juta ton GKG (setara 7,58 juta ton beras), turun pada 2014 menjadi 11,64 juta ton GKG (7,31 juta ton beras). Tahun 2015 angka prediksi menunjukkan produksi padi Jawa Barat kembali mengalami penurunan.
AHMAD FIKRI