TEMPO.CO, Pontianak – Sebanyak 87 siswa SD Negeri 10 Desa Sungai Nipah, Kecamatan Jungkat, Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat, keracunan pada Selasa, 1 Maret 2016. Polisi menduga cokelat kedaluwarsa menyebabkan puluhan siswa pagi itu mendadak sakit dan muntah.
"Kejadian sekitar pukul 09.00 WIB. Korban keracunan mengalami sakit perut, mual, pusing, dan muntah-muntah. Korban selanjutnya dibawa ke Puskesmas Siantan untuk diberi pertolongan dan pengobatan,” kata Kepala Kepolisian Daerah Kalimantan Barat Brigadir Jenderal Arief Sulistyanto.
Hingga pukul 13.00, masih terdapat delapan korban yang berada di puskesmas, sedangkan yang lain sudah diperbolehkan pulang. Dari hasil penyelidikan sementara, anak-anak tersebut mengalami keracunan karena mengkonsumsi makanan yang sudah kedaluwarsa.
Makanan itu didapat dari tempat pembakaran makanan-makanan kedaluwarsa. Anak-anak mengambil beberapa jenis makanan, seperti cokelat merek Diary Milk dan Silver Queen serta Oreo, tanpa sepengetahuan penjaga gudang.
Selanjutnya makanan kedaluwarsa tersebut sebagian dikonsumsi dan selebihnya dibagi-bagikan kepada sesama murid lain. “Sekitar 30 menit setelah mengkonsumsi makanan tersebut, reaksi keracunan mulai terjadi,” kata Arief.
Polisi telah melakukan olah tempat kejadian perkara di lokasi pembakaran makanan kedaluwarsa. Sampel makanan kedaluwarsa yang tidak habis dimakan pun telah diambil, termasuk sampel dari anak-anak korban keracunan tersebut. Sampel itu akan diuji di Badan Pengawas Obat dan Makanan Pontianak. Seorang pemilik gudang juga dimintai keterangan secara intensif.
Kepala SDN 10 Siantan, Ridwan, mengaku kaget saat mengetahui 87 siswanya keracunan. "Saat itu pukul 08.35 WIB, saya sedang rapat di UPT Disdik Siantan dan dapat kabar bahwa delapan murid saya pingsan dan dibawa ke Puskesmas Siantan," ujarnya. Dia menyayangkan, ternyata bukan hanya delapan siswa yang mual, sakit perut, dan lemas. Sedikitnya 79 siswa lain menanggung derita serupa.
ASEANTY PAHLEVI