TEMPO.CO, Lumajang - Satuan Polisi Pamong Praja di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, menggerebek sejumlah lokasi yang dianggap sebagai tempat mangkal waria dan pekerja seks komersial sepanjang Sabtu dan Minggu malam, 27 dan 28 Februari 2016. Mereka menangkap delapan pekerja seks plus sejumlah remaja.
Kepala Satpol PP Lumajang Basuni menjelaskan bahwa sejumlah remaja yang diduga masih berstatus pelajar itu terjaring dalam operasi pada Sabtu malam. Adapun pada Minggu malam, beberapa waria yang menjajakan seks kembali ditemukan seperti pada malam sebelumnya.
"Ketika anggota lewat, para bencong ini kabur, masuk sawah. Sebenarnya kasihan, sudah kami peringatkan, tapi mereka tetap nekat," ujarnya, Senin, 29 Februari 2016.
Basuni menyebutkan para waria dan PSK tersebut mencari “mangsa” remaja. "Aktivitasnya mencari anak laki-laki dan kemarin kami menangkap anak laki-laki," tuturnya.
Menurut Basuni, anak laki-laki yang dipergoki sedang berkencan itu adalah remaja kuli penjemur gabah. Dari pemeriksaan yang sudah dilakukan, remaja tersebut meminta uang kepada juragannya pada sore harinya, yang digunakan untuk kencan itu.
"Setiap hari dan setiap malam anggota kami melaksanakan kegiatan untuk memberikan peringatan kepada anak-anak pelajar di Lumajang," katanya.
Basuni mengaku sangat prihatin atas masih banyaknya pelajar yang ditangkap karena pesta minuman keras. Pihaknya akan berkirim surat ke dinas pendidikan setempat. "Para pelajar ini harus diberi arahan agar tidak minum-minuman keras," ucapnya.
Kepala Seksi Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional (BNN) Kabupaten Lumajang Untung Yulianto mengatakan masih menunggu kebijakan kepala sekolah terkait dengan kasus pelajar pesta minuman keras di kelas. Dia menunjuk 14 pelajar di satu SMA yang didapati berpesta minuman keras di kelas pada Jumat, 26 Februari 2016.
"Kami siap memberikan assessment (penilaian) terhadap sejumlah siswa itu," katanya, Senin malam, 29 Februari 2016.
DAVID PRIYASIDHARTA