TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mengatakan segera memutuskan sosok calon pendampingnya sebagai wakil gubernur dalam pemilihan kepala daerah DKI Jakarta pada 2017. Ahok menyatakan tidak mudah memutuskan calon wakilnya dalam perhelatan memperebutkan kursi DKI-1. "Maret 2016 ini harus diputuskan karena enggak gampang mendaftarkannya," katanya di Balai Kota, Senin, 29 Februari 2016.
Menurut Ahok, proses administrasi pendaftaran bakal calon gubernur dan wakilnya tak mudah. Terutama jika ia dan pasangannya maju melalui jalur independen. Ahok mengatakan, jika ia jadi maju melalui jalur independen, pendaftaran yang diurus Teman Ahok—julukan pendukungnya—akan lebih merepotkan. "Teman Ahok mesti isi nama calon gubernur dan wakilnya. Syaratnya paling tidak 525 ribu suara sudah oke, 500 ribu buat cadangan sudah oke. Tapi kan mesti diisi, lebih aman," tuturnya.
Ihwal rencana meminang Djarot Saiful Hidayat, yang saat ini menjabat Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahok mengaku masih menunggu kabar dari partai Djarot, yakni Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Hingga saat ini, kata Ahok, belum ada kepastian setelah ia menunggu interaksi antara Teman Ahok dan PDIP.
Meski begitu, Ahok mengatakan, hingga saat ini Djarot masih menjadi pilihan pertama. Tapi, kalau Djarot tidak diizinkan PDIP, Ahok mengatakan akan mencari pengganti sebagai calon wakilnya. "Maka saya cari ‘istri’ baru," ucap Ahok sambil bercanda.
Ahok menjelaskan, jika tidak jadi berpasangan dengan Djarot, ia ingin mengambil pegawai negeri sipil DKI Jakarta sebagai calon wakilnya. Ahok ingin membuktikan bahwa PNS DKI Jakarta berkualitas.
YOHANES PASKALIS