TEMPO.CO, Lamongan - Pemerintah Kabupaten Lamongan menambah satu unit pompa penyedot air untuk mengantisipasi luapan sungai Bengawan Solo, yang telah terjadi sebanyak tiga kali pada bulan ini.
Sebelumnya, sejumlah pompa penyedot air telah dipasang di beberapa titik di sungai Bengawan Solo dan Bengawan Jero di Lamongan.
Satu unit pompa baru ini berkapasitas 500 liter per detik dan dipasang di pintu air di Kecamatan Babat. Sedangkan pompa yang sudah terpasang, di antaranya berkapasitas 350 liter per detik, juga dipasang di kecamatan ini.
Satu pompa penyedot berkapasitas 3.000 liter per detik dipasang di Sluis Kuro, Kecamatan Glagah. Selanjutnya, empat unit pompa dengan kapasitas 4.000 liter per detik dipasang di sisi sungai Bengawan Jero, Lamongan. “Satu pompa (baru dalam ) proses dipasang,” kata juru bicara Pemerintah Kabupaten Lamongan, Sugeng Widodo, kepada Tempo, Senin, 29 Februari 2016.
Dia menjelaskan, penambahan pompa penyedot air dilakukan berdasarkan inspeksi mendadak Bupati Lamongan Fadeli ke beberapa desa di Kecamatan Babat yang terendam banjir.
Ini seperti Desa Banaran, Bedahan, dan Gilang, serta di desa Babat. Di Kecamatan Babat, saat hujan deras, beberapa jalan juga direndam banjir, seperti Jalan Gotong Royong, Jalan Tambangan, Jalan Perintis, dan Jalan Pramuka dengan ketinggian air sekitar 40 sentimeter.
Banjir juga melanda beberapa kecamatan, seperti sebagian Maduran dan Laren, di Lamongan bagian barat daya.
Data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah Lamongan, pompa air sudah beroperasi sejak 23 Februari di Bengawan Jero. Pompa sedot dengan kapasitas 4.000 liter per detik itu dinyalakan saat sungai yang membelah Lamongan bagian tengah mengalami luapan air hujan. “Pompa sedot banjir sudah beroperasi semua,” kata Sugeng Widodo.
Menurut Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tuban, banjir menyasar di beberapa desa di Kecamatan Soko, Rengel, Widang, dan Plumpang. Akibat dampak banjir ini, petani terpaksa memanen padi, yang usianya di bawah 90 hari.
Sejumlah desa yang sawahnya terendam banjir ialah Desa Karang Tinoto, Sawahan, Ngadirejo, dan Kanorejo di Kecamatan Rengel. Di Kecamatan Soko, banjir merendam Desa Pandanwangi, Desa Glagah, Desa Kenongosaro, dan Desa Menilo. Sedangkan di Kecamatan Widang, banjir merendam Desa Tegalrejo, Simorejo, Kedungharjo, Tegalsari, dan Banjarejo.
BPBD Tuban tengah mendistribusikan bantuan obat-obatan ke desa-desa yang terdampak banjir, seperti Desa Karang Tinoto dan sekitarnya. Daerah yang berdekatan dengan Sungai Bengawan Solo ini mengalami banjir rutin setiap tahun. “Kita distribusikan obat-obatan,” ujar Kepala BPBD Tuban Joko Ludiono dalam rilis yang diterima Tempo, Senin, 29 Februari 2016. Dia mengatakan warga diminta waspada karena hujan masih akan terus turun.
SUJATMIKO