TEMPO.CO, Sampang - Banjir yang merendam ribuan rumah di 13 kelurahan dan desa di Kecamatan Kota, Kabupaten Sampang, Jawa Timur, merupakan banjir terparah. Banjir karena luapan Sungai Kemuning sejak Jumat, 26 Februari 2016, itu ditaksir menyebabkan kerugian hingga Rp 28,5 miliar.
Banjir ini merupakan banjir terparah berdasarkan keterangan Siti Hoiriyah, 38 tahun, warga Jalan Agus Salim, RT 1 RW 1. Ukuran yang digunakan adalah banjir yang dialaminya dari tahun ke tahun.
Dia mengisahkan, sejak menempati daerah itu pada 2001, air banjir tak pernah masuk ke rumahnya. Menurut siti, gang di samping rumahnya adalah batas terakhir aliran banjir di Jalan Agus Salim bila banjir melanda Sampang. "Air banjir biasanya hanya lewat samping rumah, terus ke belakang," kata dia pada Senin, 29 Februari 2016.
Namun kali ini air banjir masuk ke rumah janda tiga anak tersebut. Tidak tanggung-tanggung, air menerabas dari halaman, ruang tamu, sampai kamar tidur. "Banjir biasanya juga 2 hari sudah surut, tapi kali ini sudah hari keempat," ucapnya.
Rahman, 27 tahun, buruh di pelabuhan Tanglok, juga menilai, banjir yang melanda Sampang saat ini adalah yang terparah. Pada Sabtu, 27 Februari, kata Rahman, kapal penumpang ke Pulau Mandangin bahkan sempat terbawa arus ke daratan. "Karena tinggi dan derasnya arus air, kapal sampai ada yang naik ke darat," tuturnya.
Padahal, kata Rahman, saat banjir besar terjadi pada 2001 dan 2013, kapal di Pelabuhan Tanglok tak pernah naik ke daratan. "Ini banjir terbesar."
Sementara itu, Sekretaris Daerah Kabupaten Sampang Puthut Budi Santoso mengatakan, berdasarkan laporan sementara dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah, kerugian material akibat banjir ditaksir mencapai Rp 28,5 miliar. "Ini laporan sementara yang kami terima. Masih ada desa dan kelurahan yang laporannya belum masuk," ucapnya tanpa merinci lebih jauh perhitungan kerugian tersebut.
Banjir di Sampang tidak hanya merendam pemukiman warga. Rumah dinas Wakil Bupati Sampang, rumah dinas Kapolres Sampang, Kantor Koramil, dan Kantor Polsek Kota Sampang juga terendam banjir.
Stasiun Produksi RRI Kabupaten Sampang pun menghentikan aktivitas siaran karena kantornya, yang terletak di Jalan Imam Bonjol, Kelurahan Delpenang, terendam air setinggi 2,5 meter. Kantor itu akhirnya ditutup dan karyawan diliburkan.
MUSTHOFA BISRI