TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Gubernur Jawa Timur Syaifullah Yusuf mengatakan untuk sementara ada satu korban meninggal dan satu anak hilang terbawa arus sungai akibat banjir di Kabupaten Sampang. Satu korban meninggal atas nama Motik, 58 tahun, warga Kelurahan Gunung Sekar.
"Satu anak bernama Rohman, warga Desa Dharma Camplong, yang hanyut karena arus Sungai Panyepen belum ditemukan," kata Gus Ipul, sapaan Syaifullah, kepada Tempo, Minggu, 28 Februari 2016. Gus Ipul menyatakan ikut berbela sungkawa kepada korban meninggal.
Tim Badan Penanggulangan Daerah (BPBD) Sampang telah koordinasi dengan Badan SAR Nasional untuk tetap mencari korban hilang terseret arus.
BPBD, menurut Gus Ipul, juga telah membangun dapur umum untuk memenuhi kebutuhan dasar warga. "Kami juga telah menyiapkan tempat pengungsian di area pendopo Sampang," katanya.
Saat ini ketinggian banjir di Sampang berkisar 50-150 sentimeter. Masyakarat korban banjir masih sibuk menyelamatkan barang-barangnya dan menaruhnya di sepanjang jalan raya terdekat.
"Korban banjir sementara ditampung di kantor Dinas Kesehatan Sampang karena tidak mau jauh dari rumah," ujar Gus Ipul.
Banjir Sampang ini merendam 13 desa. Berikut adalah desa dan kelurahan di Sampang yang terdampak banjir, serta rincian jumlah keluarga yang mendiami tiap lokasi:
1. Desa Tanggumong (700 keluarga, 3.000 jiwa)
2. Desa Kamoning (810 keluarga, 2.400 jiwa)
3. Desa Pangelen (850 keluarga, 3.000 jiwa)
4. Desa Paseyan (750 keluarga, 2.300 jiwa)
5. Desa Panggung (700 keluarga, 3.000 jiwa)
6. Desa Banyumas (200 keluarga, 700 jiwa)
7. Desa Gunungmadah (750 keluarga, 3.500 jiwa)
8. Kelurahan Gunung Sekar (3.000 keluarga, 9.000 jiwa)
9. Kelurahan Rongtengah (1.500 keluarga, 6.000 jiwa)
10. Kelurahan Polagan (428 keluarga, 700 jiwa)
11. Kelurahan Karang Dalem (100 keluarga, 375 jiwa)
12. Kelurahan Banyuanyar (80 keluarga, 250 jiwa)
13. Kelurahan Dalpinang (1.600 keluarga, 5.000 jiwa)
EDWIN FAJERIAL