TEMPO.CO, Palembang - Gerhana matahari total di Kota Palembang dipastikan semakin bermakna. Pasalnya, panitia tidak hanya menyemarakkannya dengan festival budaya, mitos, dan kajian ilmiah, tapi panitia juga menyiapkan acara keagamaan.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumatera Selatan Irene Camelyn Sinaga mengatakan Kampung Arab dan Masjid Agung merupakan salah satu tempat yang bakal didatangi oleh banyak umat untuk salat gerhana.
"Telah disiapkan beberapa lokasi yang nantinya banyak dihadiri umat Islam," kata Irene Camelyn, Sabtu, 27 Februari 2016.
Salat gerhana merupakan salah satu kebiasaan umat Islam dalam memaknai fenomena alam itu. Sedangkan agama dan etnis tertentu memiliki kebiasaan sendiri. Bagi warga Tionghoa, gerhana memiliki banyak mitos. Mitos itu juga bakal dipertontonkan dalam lakon panggung pada 9 Maret nanti. "Jadi akan ada acara keagamaan, festival budaya dan mitos, hingga pengamatan ilmiah," ujar Irene.
Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin menjelaskan, terkait dengan gerhana matahari total, pihaknya membenahi sejumlah obyek yang bakal didatangi banyak turis. Kampung Arab, Jembatan Ampera, Pulo Kemaro, dan Benteng Kuto Besak merupakan destinasi utama di kota ini. Pembenahan akan terus berlangsung tidak sekadar menyambut gerhana matahari total. Tujuannya, kata Alex, agar momentum gerhana dapat menjadikan Palembang makin dikenal oleh turis.
"Karena di sini semuanya ada, dan penerbangan tidak ada kendala dari mana pun," tutur Alex.
Kampung Al Munawar, yang juga disebut Kampung Arab, merupakan permukiman perantau asal Arab Saudi. Kampung yang terdiri atas rumah kayu itu dibangun persis di tepian Sungai Musi. Pembangunannya sendiri sudah dilakukan semenjak puluhan bahkan ratusan tahun lalu, saat kampung tersebut masih dihuni oleh keturunan perantau Arab tempo dulu.
PARLIZA HENDRAWAN